Semarang – Dalam kegiatan Pembinaan ASN dalam upaya Peningkatan Integritas dan Profesionalitas Guru Pendidikan Agama (GPA) Diperbantukan (DPK) yang digelar di Aula Kantor Kementerian Agama Kota Semarang, Jumat (25/8/2023), Ahmad Farid selaku Kepala Kantor mengimbau, GPA menjadi role model insan yang moderat.
“Penguatan Moderasi Beragama menjadi salah satu program prioritas Kementerian Agama. Hal ini tentu menunjukkan bahwa betapa pentingnya kemoderatan dalam menjalankan agama, guna mewujudkan kerukunan dan keharmonisan dalam kehidupan,” tutur Ahmad Farid.
“Era digitalisasi menjadikan masyarakat bisa mengakses dengan mudah segala informasi yang beredar di masyarakat, baik melalui media sosial, maupun media elektronik lainnya, entah berita itu benar atau hoax. Manjadi PR bersama bagi kita, untuk bisa mewujudkan negara yang kita cintai ini sebagai negara yang penuh kedamaian,” imbuhnya.
Menurutnya, Indonesia lahir dari berbagai perbedaan, baik agama, suku, ras, budaya, pendidikan, dan latar belakang ekonomi. Namun demikian, pada zamannya, semuanya bisa mengesampingkan perbedaan yang ada, untuk meraih satu tujuan NKRI. Sehingga sudah selayaknya, perbedaan yang ada bukan sebagai pemecah persatuan, tetapi penguat kesatuan. “Perbedaan di Indonesia itu sudah ada sejak zaman nenek moyang kita, jadi sangat ironis jika perbedaan yang ada justru dibesar-besarkan saat ini untuk memecah-belah bangsa kita. Justru Indonesia kuat itu karena berlatarbelakang perbedaan,” ujarnya.
Ia mengimbau kepada peserta kegiatan, yaitu Guru Pendidikan Lintas Agama DPK, untuk bisa menjadi role model implementasi moderasi beragama, utamanya dalam dunia pendidikan. “Sebagai ASN Kementerian Agama, terlebih Guru Pendidikan Agama yang diperbantukan pada sekolah-sekolah di Kota Semarang, Bapak/Ibu dituntut untuk bisa menjadi contoh, menjadi panutan, baik bagi peserta didik, maupun tenaga pendidik lainnya di sekolah, dalam mengimplementasikan moderasi beragama, jadi role model insan yang moderat,” tandasnya.(Dintha/Rus/NBA/bd)