Semarang – SMK Yayasan Pharmasi yang beralamat di Jalan Satrio Wibowo I Tlogosari Semarang penuh dengan keberagaman agama namun tetap tercipta keharmonisan dalam berbagai kegiatan sekolah. Hal ini bisa terwujud karena hal utama yang menjadi titik perhatian dalam mengelola guru dan karyawan adalah mewujudkan kesejahteraan baik lahir maupun batin. Untuk memenuhi kebutuhan batin maka diadakanlam pembinaan keagamaan. Demikian sepenggal penjelasan Rahayu Wahananingtyas selaku Kepala Sekolah ketika ditemui Pengawas PAI Kankemenag Kota Semarang, H.M. Faojin, Kamis (13/4/2023).
Di Hari itu SMK Yayasan Pharmasi mengadakan kegiatan keagamaan. Menariknya, kegiatan ini berupa pembinaan agama bagi masing-masing pemeluk sesuai dengan keyakinan dari karyawan dan guru setempat, yang dilaksanakan secara serentak di tempat yang berbeda, namun masih dalam lingkup sekolah.
Guru dan karyawan pun nampak bersemangat mengikuti kegiatan, bahkan mereka berharap kegiatan tersebut akan lebih intensif dalam pelaksanaannya.
Untuk guru dan karyawan beragama Islam, kegiatan berupa pengajian, yang diawali dengan pembacaan tahlil, dan dilanjutkan siraman rohani oleh H.M Faojin yang mengusung tema, Istiqomah Kebaikan Selepas Ramadham. “Inti dari Ramadhan adalah bagaimana mengisi bulan Ramadhan dengan kegiatan-kegiatan atau hal-hal yang baik, serta terus mengaplikasikan kebaikan-kebaikan ini dalam kehidupan sehari-hari selepas bulan mulia yang selalu kita nanti-nantikan,” tutur H.M. Faojin.
Kegiatan dilanjut dengan tanya jawab dan ditutup dengan salat berjamaah yang dipimpin oleh H.M. Faojin.
Di tempat yang berbeda, guru dan karyawan beragama Kristen melaksanakan persekutuan doa yang dipimpin oleh Pendeta Rijana Dwi Kristanto. Pada kesempatan itu Pendeta Rijana Dwi Kristanto menyampaikan materi Tidak Perlunya Memiliki Rasa Kuatir Akan Masa Depan. “Semua harus yakin bahwa sudah ditempatkan di tempat terbaik dengan segala tugas dan konsekuensinya di SMK Yayasan Pharmasi. Semua harus bersyukur,” ujarnya.
Sedangkan bagi guru dan karyawab Katolik, dilakukan dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Romo Yustinus Agus Purwadi, Pr. Homili tentang garam dan terang baik di lingkungan gereja, keluarga, maupun lingkungan kerja. “Dalam bekerja harus didasarkan pada semangat pelayanan kepada semua, dan mewartakan kabar kebangkitan Kristus,” ungkapnya.
Rahayu mengatakan, tujuan kegiatan keagamaan tidak hanya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan guru dan karyawan sekolah, tetapi juga untuk mengembangkan rasa tolerasi beragama dan memperkuat kekeluargaan. “Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan, rasa toleransi, dan rasa persatuan guru dan karyawan,” urainya.
“Hidup selain membutuhkan makanan untuk menjaga fisik, juga untuk merawat rohani kita. Dengan adanya kegiatan keagamaan ini, diharapkan semua guru dan karyawan menjadi lebih meningkat keimanan dan ketakwaannya, yang akan bermuara pada peningkatan motivasi dalam bekerja, lebih bahagia, dan lebih bersyukur,” pungkasnya.(Faojin/NBA/bd)