Semarang – MIN Kota Semarang memiliki pembiasaan harian yang berbeda dengan madrasah lainnya, dalam pengembangan spiritual dan literasi peserta didiknya, yaitu melalui kegiatan yang terintegrasi dalam hidden kurikulum, serta budaya literasi yang diimplementasikan dengan metode DEAR. Melalui program tersebut, siswa-siswi diajarkan menghargai nilai-nilai keagamaan dan meningkatkan minat baca mereka.
Setiap hari, siswa-siswi sudah berbaris rapi di depan kelas masing-masing pada pukul 06.45 waktu setempat. Menurut Nadzib selaku Kepala Madrasah, pembiasaan ini mengajarkan kedisiplinan. “Dengan berbaris rapi setiap pagi di waktu yang telah disepakati, para siswa tidak hanya belajar membangun kerjasama, tetapi juga menghormati waktu dan menjaga lingkungan madrasah dengan baik,” tutur Nadzib di sela-sela aktivitasnya melakukan monitoring di lingkungan madrasah, Selasa (23/5/2023).
“Hidden kurikulum yang diterapkan pada pukul 06.45–07.30, siswa diajak melaksanakan salat dhuha yang dilanjutkan dengan doa, dan pembacaan asmaul husna, dengan harapan mengembangkan dan menguatkan aspek spiritual mereka,” terangnya.
“Tidak hanya itu, siswa-siswi juga menghafal surat-surat pendek Juz 30, hadis anak-anak, dan doa-doa sehari-hari. Melalui kegiatan ini, kami berusaha memperkuat pemahaman siswa tentang ajaran Islam, mengajarkan nilai-nilai moral, serta memberikan pondasi keagamaan yang kokoh bagi peserta didik,” imbuhnya.
Selain aspek spiritual, MIN Kota Semarang juga melaksanakan budaya literasi yang dilaksanakan rutin setiap hari pada pukul 09.30-09.45 dengan menggunakan metode DEAR (Drop Everything and Read) yang dilaksanakan dari ruang kelas masing-masing, dengan bimbingan wali kelas sebagai penanggung jawab. ”Selama kurang lebih 15 menit, para siswa khusus dibiasakan membaca buku atau bahan bacaan pilihan mereka sendiri. Budaya literasi ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelajahi dunia literatur, memperluas wawasan, meningkatkan keterampilan membaca, serta memperkaya pengetahuan mereka,” ungkap Nadzib.
Ia menandaskan, komitmen MIN Kota Semarang, tidak hanya mengembangkan kemampuan akademik peserta didik, tetapi juga dalam aspek spiritual dan literasi.
Nadzib menyampaikan harapan, melalui kegiatan tersebut dapat membentuk generasi yang religius, berintegritas, serta memiliki kecintaan terhadap literasi. “Budaya harian ini menjadi landasan penting bagi siswa-siswi dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan menghadapi tantangan di masa yang akan datang, karena dengan mereka memiliki kematangan spiritual dan pengetahuan yang luas,” pungkasnya.(fw.NBA/bd)