Kudus, 5/11, Dalam rangka menyiapkan kader ulama yang responsif dan handal, MUI ( Majelis Ulama Indonesia) Kabupaten Kudus mengadakan Orientasi Kader Ulama diikuti sebanyak 80 peserta dari unsur penyuluh agama islam, santri dan organisasi pemuda bertempat di Pondok Pesantren Annur Jekulo.
Sambutan Ketua MUI Kabupaten Kudus Ahmad Hamdani Hasanuddin mengatakan jika Allah SWT tidak menyisakan orang alim disebuah komonitas , maka masyarakat akan menjadi orang orang bodoh yang akan menjadi panutan dalam masyarakat. Ini mengakibatkan mereka memberikan fatwa kepada masyarakat tanpa didasari ilmu sehingga akan sesat dan menyesatkan.
Inilah yang sebenarnya yang menjadikan keprihatinan kita semua terutama adalah pengurus MUI . Untuk itu bagaimana agar ke depan muncul lagi para kyai, ulama, dan tokoh yang mampu membawa obor bagi masyarakat.Terkait dengan hal tersebut kader ulama perlu diberi wawasan/orientasi agar para kader ulama menjadi ulama yang dapat diharapkan oleh masyarakat.
Dikatakan beliau ada 3 kriteria untuk dapat menjadi ulama yaitu : Jelas ilmunya, kebijaksanaan para orang orang yang yang bijak dan yang mengerti tentang politik yang dapat menjadikan masyarakat yang maslahat
Hadir Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus Noor Badi dalam sambutanya sekaligus membuka acara mengatakan salah satu mewujudkan misi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus adalah melaksanakan kiprahnya lembaga lembaga pranata keagamaan.
Selaku kader/bingkai yang bertanggungjawab untuk meneruskan para ulama, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus menempuh beberapa langkah termasuk penguatan lembaga pranata keagamaan tidak hanya didalam MUI saja tetapi di lembaga lembaga pendidikan termasuk penguatan keberadaan Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah.
Kegiatan ini sangat penting karena bisa menambah wawasan bagi generasi ulama dalam rangka menghadapi ancaman global yang sangat cepat yang apabila tidak kita sadari akan menggores keberadaan para ulama yang mengawal bangsa ini.
Dalam peraturan Presiden No. 87 tahun 2017 tentang penguatan pendidikan karakter diandalkan untuk masa depan yang diawali dari para alim yang karakternya adalah alqur’an dan hadist yang bisa mengawal kelestarian bangsa. Maka dengan demikian tidak ada tempat lain kecuali kita harus bersatu dalam menghadapi bangsa yang penuh tantangan.
Selesai acara pembukaan dilanjutkan materi dari MUI Jawa Tengah , Imam Taufiq dengan materi “ Islam Fundamental dan Islam Radikal “. St.Zul/bd