Karanganyar – Sekolah Manajemen Masjid angkatan II yang diselenggarakan oleh Dewan Masjid Indonesia (DMI) dibanjiri pendaftar dari berbagai daerah di Kabupaten Karanganyar. Antusiasme takmir dalam mengikuti pelatihan tersebut diluar perkiraan, hal ini terbukti dari banyaknya peminat sehingga panitia hanya menerima 100 orang saja sebagai mahasiswa sekolah manajemen masjid.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karanganyar, H. Musta’in Ahmad yang menjadi narasumber dalam Sekolah Manajemen Masjid membawakan materi tentang urgensi dan fungsi manajemen masjid pada Kamis sore, (03/08). Menurutnya, manajemen masjid yang baik sangat penting agar tujuan-tujuan dakwah yang diharapkan dapat tercapai. Tanpa pengelolaan yang baik akan sangat sulit membuat masjid yang dikelola menjadi makmur dan nyaman.
“Sekeranjang kebaikan yang tidak terorganisir dengan baik akan dikalahkan oleh kejahatan yang terorganisir dengan baik. Hal ini sama dengan regu siskamling yang tidak disiplin akan mudah dipecundangi oleh regu maling yang disiplin,” kata Musta’in.
Lebih lanjut Kakankemenag mengatakan bahwa sebenarnya banyak kebaikan yang ada di lingkungan sekitar kita, tapi karena tidak dikelola dengan baik sehingga berlalu begitu saja tanpa membawa manfaat yang lebih besar.
“Ada lima fungsi manajemen masjid, pertama adalah perencanaan, kedua pengorganisasian, ketiga pengadministrasian, keempat keuangan serta terakhir kontrol & Evaluasi (pengawasan),” tambahnya.
Kakankemenag juga menjelaskan tentang manfaat dari manajemen masjid, diantaranya adalah tujuan atau target dapat terumuskan dengan jelas dan matang, usaha mencapai tujuan dilakukan bersama dengan kerjasama yang baik, dapat dihindari terjadinya tumpang tindih, pelaksanaan tugas dilakukan secara efektif dan efisien, kontrol dan evaluasi (pengawasan) dilakukan dengan standar yang jelas, serta gejala penyimpangan kerja dapat dicegah atau dihentikan.
Di lain kesempatan, Ketua DMI Kabupaten Karanganyar, H. Abdul Mu’id yang pernah menjabat sebagai Kepala Kemenag Kabupaten Karanganyar pada periode tahun 2003 – 2006 mengatakan bahwa sekolah manajemen masjid akan dilaksanakan dengan beberapa angkatan. Menurutnya, di Kabupaten Karanganyar terdapat 2.247 masjid. Hal itu merupakan tantangan bagi DMI untuk mendidik manajemen masjid yang baik bagi para takmirnya.
“Pendidikan manajemen masjid dilaksanakan tanpa memungut biaya peserta/gratis, diberikan seragam, kuliah cukup 2x seminggu selama 2.5 bulan. Kegiatan ini bekerja sama dengan Baznas dan Kantor Kementerian Agama Karanganyar,” kata Abdul Mu’id.
Pendidik/pemateri dalam kuliah manajemen masjid bukanlah orang sembarangan, diantaranya Rektor UNS Ravik Karsidi, Dekan Syariah IAIN, Wakil Bupati, Sekda Karanganyar, Kepala Kemenag, MUI dan DMI sendiri. (ida-hd/Wul)