Brebes – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Brebes Drs. H. Fajarin, M Pd., pada Kamis, (18/11/2021) menjadi narasumber dalam kegiatan Ngopi Gaspol yang diselenggarakan olek Kesbangpol Kabupaten Brebes, dengan tema Penguatan Agama dan Demokrasi dalam Politik Kebangsaan, melalui zoom.
Kegiatan ini dihadiri oleh 150-an peserta terdiri atas perwakilan Guru dan Murid SMA/MA sekabupaten Brebes, mahasiswa Universitas Peradaban, Tokoh pemuda dari FKPPI, GP Anshor dan Angkatan Muda Muhammadiyah serta tokoh agama yang lainya.
Kaban Kesbangpol, Mochamad Sodiq, dalam sambutannya mengatakan bahwa salah satu tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah ideologi radikal di kalangan masyarakat. Melalui kegiatan ini diharapkan para siswa, mahasiswa dan pemuda dikabupaten Brebes dapat menjadi salah satu tempat untuk mencegah tumbuhnya ideologi dan kepercayaan tersebut.
“Perlunya kegiatan tentang pemahaman terkait bahaya radikal. Di sini adalah tempat para siswa, mahasiswa dan pemuda menimba ilmu terutama yang kurang memiliki pengetahuan agama Islam, rentan terjebak dan terekrut kelompok-kelompok radikal Islam. Maka Sekolah atau madrasah serta kampus perguruan tinggi mempunyai tanggung jawab untuk mencegah ideologi radikal tersebut agar tidak menjangkiti pikiran siswa/mahasiswa,” tutur M. Sodiq
Dalam paparannya, Kepala Kantor Kemenag Brebes, H. Fajarin mengatakan bahwa moderasi Beragama bukan memodernkan agama tetapi merubah mindsetnya keagamaan yang inklusif dapat saling menghaomati,mengharga, bergaul, bersahabat, bekerjasama dan gotongroyong menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dimasyarakat, dengan siapapun dimanapun dan kapanpun, hal ini yang penting sebagai bentuk strategi merawat ke Indonesiaan yang diwariskan oleh pemimpin bangsa untuk menghindari ideologi alternatif yang beredar di media sosialisi dan masyarakat.
“Moderasi beragama sangat diperlukan sebagai strategi dalam merawat ke-Indonesiaan, sejak dulu pempimpin bangsa sudah mewariskan nilai kenegaraan dan kebangsaan yaitu Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, hal ini sebagai filter dari munculnya banyaknya ideologi alternatif melalui media sosial seperti radikalisme, ektremisme, konsumerisme yang harus dihindari,” tutur Fajarin.
“Di dalam Islam toleransi digambarkan sebagai sikap saling menghormati dan saling kerja sama diantara masyarakat yang berbeda-beda dan hal tersebut nyata di masyarakat, hal ini sudah dicontokan oleh Rasulllah SAW/ Nabi Muhammad SAW, 14 abad tahun lampau dalam tatanan masyarakat Madinah. Hal tersebut dapat dijadikan inspirasi dan pembelajaran bangsa Indonesia yang majemuk dan beranekaragam dalam segala hal, dalam rangka membangun persatuan dan kesatuan dalam wadah NKRI,” imbuhnya.
“Toleransi dalam Islam menggambarkan sikap saling menghormati dan saling bekerjasama antar kelompok masyarakat yang berbeda-beda baik secara etnis, bahasa, budaya, politik, maupun agama. Oleh karena itu toleransi merupakan konsep yang bagus dan mulia. Dengan beragamnya masyarakat Indonesia, dapat dibayangkan betapa beragamnya pendapat, pandangan, keyakinan, dan kepentingan masing-masing warga bangsa, termasuk dalam beragama,” pungkas Fajarin.
Selaras dengan penyampaian dari Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Brebes mengatakan bahwa moderasi beragama sangat penting karena paham eksterisme dan radikalisme dapat merusak sendi keindonesiaan bila dibiarkan.
“Ekstremisme dan radikalisme niscaya akan merusak sendi-sendi ke-Indonesiaan kita jika dibiarkan tumbuh berkembang. Karenanya, moderasi beragama amat penting dijadikan cara pandang,” tegas Mochamad Sodiq.
Kegiatan Ngopi Gaspol mendatangkan narasumber, selain Kakankemenag Brebes, H. Fajarin, ada Mochmad Muarofah dari Divisi Perencanaaan Data dan Informasi Disdukcapil Pemda Brebes dan Ahmad Rifai Zen Dosen Universitas Peradaban Bumiayu dengan keynote speaker Mochmad Sodiq selaku Kaban Kesbangpol Brebes.(Hid/Sua).