Kerjasama dengan UGM, Pemkot Kembangkan Pemanfaatan Lahan Terdampak Bajir dan Rob

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kota Pekalongan – Pemerintah Kota Pekalongan bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada berupaya mencari solusi mitigasi dampak banjir dan rob terhadap lahan pertanian di Kota Pekalongan. (Rabu, 14 Desember 2022).

Seperti diketahui, wilayah Kota Pekalongan yang terletak di pesisir Pantai Utara kerap terdampak banjir dan rob. Selain daratan yang tergenang, banjir dan rob juga mengakibatkan sejumlah lahan pertanian maupun tambak milik warga yang tinggal di daerah terdampak ikut terendam dan tidak produktif kembali.

Menyikapi hal tersebut, Wakil Walikota Pekalongan, H Salahudin menyampaikan apresiasi dan menyambut baik adanya upaya kerjasama dalam mitigasi dampak banjir dan rob terhadap lahan pertanian di Kota Pekalongan.

Menurutnya, selama ini masyarakat Kota Pekalongan sudah menyadari betul perubahan wilayahnya. Namun, rencana pengembangan wilayah khususnya yang terdampak banjir dan rob ke depan perlu melibatkan kerjasama pihak terkait dan para ahli secara ilmiah untuk menyikapi perubahan iklim yang mengakibatkan alam juga berubah.

“Secara ilmiah kita harus punya basis atau dasar untuk mengambil kebijakan sehingga bisa dipertanggungjawabkan. Karena, masyarakat pasti akan berbeda pendapat dan memiliki usulan yang berbeda-beda, dengan dasar ilmiah ini akan menjadi jalan tengah atau patokan bersama antara pemerintah dan masyarakat untuk bagaimana mengembangkan lahan-lahan yang sudah terdampak banjir dan rob agar bisa difungsikan kembali secara baik,” terang Wawalkot Salahudin.

Disampaikan Salahudin, bahwa pengembangan mitigasi lahan-lahan terdampak banjir dan rob ini akan memperhatikan sesuai kesesuaian wilayah masing-masing. Jika di wilayah tersebut ditinjau aksesnya bagus, maka bisa dijadikan tujuan wisata.

“Misalkan di wilayah Kertoharjo menjadi kampung duren, kampung tempe sudah ada disana. Kemudian, wilayah Degayu bisa dijadikan wisata pemancingan dan kampung anggur. Selanjutnya, wilayah Bandengan bisa menjadi produsen teh telang. Kita upayakan membantu dari segi pengemasan agar bisa lebih menarik konsumen,” tuturnya.

Lanjut Salahudin, jika di wilayah Panjang sudah ada Wisata Air Pantai Pasirkencana, sementara wilayah Krapyak yang sudah disulap lebih baik lagi menjadi kampung wisata budaya dan sudah ada bendungan.

“Kita lihat apakah perlu ditambahkan seperti di wisata daerah Malang ada jembatan layang transparan atau jembatan kaca untuk masyarakat berwisata. Mudah-mudahan pengembangan wilayah terdampak banjir dan rob ini bisa menjadi magnet untuk pengembangan di daerah setempat,”imbunya.

Salahudin menegaskan bahwa, kerjasama dengan perguruan tinggi khususnya UGM ini sudah terjalin lama. 

“Nanti mereka bisa memberikan masukan-masukan dan saran ke Pemkot Pekalongan terkait solusi pemanfaatan lahan terdampak banjir dan rob di Kota Pekalongan,” pungkasnya. (Tim/@nSi/bd).