Kab.Pekalongan – MI Sullam Taufiq Kajen mengirimkan 2 orang guru untuk mengikuti “Bimbingan Muqri’ (Pengajar Al-Qur’an) Thoriqoh (Metode) Yanbu’a. Diklat ini diselenggarakan oleh Lajnah Muroqobah Yanbu’a (LMY) Kabupaten Pekalongan pada hari Senin (1/11/2021) di TPQ Al-Asy’ari Karangsari kecamatan Karanganyar Pekalongan. Bimbingan ini diikuti oleh kurang lebih 382 muqri’ dari berbagai daerah di kabupaten Pekalongan diantaranya Karanganyar, Doro, Kajen, Bojong dan Kedungwuni. Selain itu ada juga peserta yang datang dari luar Kabupaten Pekalongan antara lain Kendal dan Pemalang.
Adapun tujuan diadakannya acara ini tidak lain untuk tabarukan kepada beliau pengasuh Pondok Pesantren Yanbu’ul Qur’an Kudus KH. M. Ulil Albab Arwani Al-Hafidz atau yang lebih dikenal dengan panggilan Kyai Bab, selain itu juga untuk menyambung sanad keilmuan kepada beliau yang memang benar-benar ahlul qur’an, ahli qiro’ah sab’ah dan dikenal kesholihannya.
Dalam kesempatan tersebut KH. M. Ulil Albab Arwani Al-Hafidz menyampaikan fadhilah Al-Quran di antaranya: 1.Al-Qur’an merupakan kitab yang paling utama. Al-Qur’an afdhalu min kulli syai’ illa Allah, Al-Quran lebih utama dari apapun kecuali Allah. Oleh karena itu Al-Qur’an seharusnya dipelajari, diamalkan dan diajarkan sebab khoirukum man ta’allamal qur’an wa ‘allamahu, sebaik-baiknya kalian adalah yang belajar al-qur’an dan mengajarkannya; 2. Al-Qur’an adalah mu’jizat Nabi Muhammad SAW yang paling agung. Seperti yang dijelaskan dalam kitab jauharuttauhid bahwa Al-Qur’an adalah tumbalnya dunia, ketika sudah tidak ada lagi Al-Qur’an artinya dunia sudah kiamat; 3.Al-Qur’an menjadikan hidup bahagia, seperti yang disabdakan Rasulullah kepada sahabat Muadz bahwa jika ingin hidup bahagia dan mati syahid maka “bacalah Al-Qur’an”; 4. Al-Qur’an sebagai pembersih hati.
“Hati ini bisa berkarat seperti besi, untuk membersihkannya bacalah Al-Qur’an dan bershalawatlah.” dawuh KH. M. Ulil Albab Arwani Al-Hafi.
Kyai Bab juga menyampaikan kelebihan-kelebihan Yanbu’a, yakni penulisannya dengan rosm utsmani, bacaannya mengambil dari Al-Qur’an, mengikuti qiro’ah Imam Hafs (qiro’ah masyhuroh: bacaan yang banyak dipakai), disertai pengajaran “al-kitabah” atau menulis baik huruf Arab maupun huruf pegon, dan materinya nyambung dengan Al-Qur’an Al-Quddus dengan rosm utsmani terbitan Arab Saudi/Siria/Lebanon yang disertai waqof idhthiroriy serta dilengkapi catatan kaki untuk menjelaskan ghorib wa musykilat.
Selanjutnya, putra kedua dari KH. Arwani Amin tersebut juga memaparkan tiga syarat seorang muqri’, yaitu terus menerus belajar kepada ahlul qur’an, ikhlas yakni mengajar tidak karena siapa-siapa atau karena apa-apa, dan memiliki niat yang baik yaitu nasyrul ’ilmi wa ta’awun ‘ala birri wa taqwa.
Setelah memberikan pemaparan tersebut, beliau kemudian menjelaskan cara menerapkan Yanbu’a pada Roudhoh Tarbiyatul Qur’an (RTQ) atau yang umum di kenal Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) yaitu, rombongan belajar diatur berdasarkan formasi berikut; Juz pemula terdiri dari 15 anak, Juz 1 dan 2 terdiri dari 15 anak, Juz 3 sampai 7 terdiri maksimal 20 anak. Kemudian, untuk waktu penyampaian materi minimal satu jam yang dibagi menjadi tiga bagian, 10 sampai 15 menit pertama untuk salam, membaca doa dan menjelaskan peraga, 30 sampai 45 menit selanjutnya untuk musyafahah dan 10 sampai 15 menit terakhir untuk materi tambahan seperti hafalan surat, hafalan hadist, hafalan doa dan bacaan shalat. Kemudian, beliau dibantu oleh putranya membimbing para muqri’ untuk memahami detail isi kitab Yanbu’a yang terangkum dalam tujuh jilid, mulai dari makharijul huruf hingga gharib.
Ustadzah Teatantia, guru MI Sullam Taufiq Kajen mengungkapkan kegembiraannya mendapatkan kesempatan mengikuti bimbingan muqri’ ini. Menurutnya ini merupakan kesempatan langka dan pengalaman yang sangat berharga mendapatkan curahan ilmu, bimbingan langsung dan barakah doa serta ijazah dari Romo KH. Ulil Albab Arwani, seorang ulama ahli Al-Qur’an.
Sementara Ustadz Gusti Purnomo Aji, Guru tahfidz MI Sullam Taufiq Kajen mengungkapkan harapannya bahwa dengan barokah Romo KH. Ulil Albab Arwani Alhafidz akan lebih memantapkan lagi proses pembelajaran Al-Qur’an di MI Sullam Taufiq Kajen yang menerapkan integrasi kurikulum formal dengan kurikulum TPQ dengan metode Yanbu’a sehingga akan lahir generasi qurani yang cinta mempelajari dan mengamalkan al-Qur’an. Para peserta tampak sangat antusias mengikuti bimbingan muqri’ Yanbu’a dari awal sampai akhir sesi, walaupun sempat diguyur hujan deras. Di akhir sesi, peserta dipandu untuk mengikuti prosesi pengijazahan metode Yanbu’a yang dipimpin langsung oleh KH. Ulil Albab Arwani. Acara berakhir pada pukul 16.30 setelah ditutup dengan do’a. (Msa/Ant/bd).