Semarang, Kamis (19/5/2022) Ricky Wasito Penyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF) Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kota Semarang berkesempatan menyampaikan hikmah halal bihalal pada Rapat Kerja (Raker) Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Semarang, yang dilaksanakan di Gedung PKK lantai 3 Semarang.
Dalam tausiyahnya, Ricky menyampaikan tentang inti dari halal bihalal adalah silaturahmi dan saling memaafkan.
“Manfaat silaturahmi adalah membuka rizki dan memanjangkan umur. Pengusaha yang sukses biasanya punya banyak koneksi. Mengapa silaturahmi juga bisa memanjangkan umur? Biasanya silaturahmi, membuat orang menjadi senang, sehingga hormon bahagia akan muncul dalam diri kita, khususnya hormon dopamin, dengan rasa senang akan menjadi penangkal penyakit, sehingga tubuh menjadi sehat. Yen sehat rak cepet mati,” ujarnya.
“Dalam On Cosmopolitanism and Forgiveness, filsuf Jacques Derrida berpendapat bahwa sebuah maaf yang total (semestinya) mengandung kemampuan untuk memaafkan dosa-dosa yang tak termaafkan. Seperti yang pernah dilakukan Nelson Mandela setelah bebas dari kerangkeng penjara Victor Verster selama 27 tahun akibat politik apartheid, hal pertama yang dilakukannya adalah memaafkan para sipir yang kerap menyiksanya. Memaafkan memang tidak bisa mengubah apa yang sudah terjadi di masa lalu, namun akan melapangkan jalan di masa depan, demikian kata Mandela” tuturnya.
“Memaafkan memang membutuhkan kekuatan lebih, sebagaimana yang juga diucapkan Gandhi dalam autobiografinya, All Men are Brothers, yang mengatakan mereka yang lemah tidak akan pernah mampu memaafkan. Hanya mereka yang tangguh yang dapat melakukannya. Ketangguhan tersebut pula yang ditunjukkan oleh orangtua Abdollah Hosseinzadeh, korban pembunuhan di tengah tawuran di jalanan kota Royan di Provinsi Mazandaran, Iran, pada 2014 lalu. Balal, nama pelaku pembunuhan tersebut, sejatinya telah berada di tiang gantungan demi mempertanggungjawabkan perbuatannya. Namun, hanya beberapa saat sebelum eksekusi dilakukan, ibu Abdollah tiba-tiba menghampirinya, menampar pipinya keras-keras, lalu memaafkannya yaitu orang yang telah membunuh anaknya tersebut. Sementara itu, ayah korban melepas jerat yang melilit lehernya. Sang ibu juga lantas memeluk Isna, ibu Balal, lalu menangis bersama. Jika sikap tersebut tidak terasa luar biasa, ingatlah bahwa sebelum Abdollah tewas, kedua orangtua itu juga telah ditinggal pergi putranya yang lebih muda bernama Amirhossein karena kecelakaan motor ketika usianya masih 11 tahun. Maka pada hari ketika mereka memaafkan pelaku pembunuhan anaknya, kedua orangtua tersebut sesungguhnya bukan sekadar melenyapkan dendam, tapi menjaga harapan suci di masa depan,” sambungnya.
“Dalam ajaran Hindu ada ajaran Tat Twam Asi, yaitu suatu ajaran yang menyatakan bahwa dia adalah aku, aku adalah mereka, dan mereka adalah dia. Semua makhluk yang hidup di dunia ini adalah saudara (Vasudaiva Kuthumbakam), maka dari itu, perlakukanlah orang lain seperti halnya anda ingin diperlakukan ketika berada di penyaliban dalam keadaan sekarat dan tubuh terkoyak berlumur darah, Yesus Kristus masih sempat memanjatkan doa kepada Tuhan agar Dia mengampuni segala orang yang terlibat dalam penyiksaannya. Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat, begitu ujarnya dalam Lukas 23:34,” terang Ricky.
“Dale Carnegie, mengatakan anda tidak cukup suci mencintai musuh-musuh anda, tetapi demi ketenangan dan kebahagiaan anda, maafkan dan lupakan mereka,” lanjutnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan keterangan dalam Alquran tentang orang-orang yang bersabar. “Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah kejahatan itu dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang diantaramu dan antaranya ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar, surah Fushilat ayat 34-35,” pungkasnya.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh seluruh Unsur Pelaksana (UP) DWP Kota Semarang.(Ricky/NBA/bd)