Klaten – MTsN 7 Klaten menggelar manasik haji yang diikuti oleh siswa-siswi kelas VIII sebanyak 305 siswa dan 41 pendamping bertempat di lapangan MTsN 7 Klaten, Rabu (2/5).
Kepala MTsN 7 Klaten, Sunyata dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada seluruh siswa dan pendamping yang sangat antusias untuk mengikuti pelaksanaan simulasi manasik haji dan umrah, dan berharap kepada siswa untuk benar-benar menghayati setiap rukun dalam pelaksanaan manasik haji dan umroh tersebut.
Tujuan manasik haji untuk mengamalkan teori yang sudah diajarkan agar siswa termotivasi untuk bisa melaksanakannya bila sudah wajib haji, selain itu melaksanakan syiar Islam di Kab. Klaten, menggugah bagi yang sudah mampu berhaji untuk bisa menyempurnakan rukun Islam dan syiar MTsN 7 Klaten. Ini sangat perlu dilakukan agar tidak lagi dipandang sebagai lembaga pendidikan kelas dua.
“Tidak sedikit lulusan madrasah dan pesantren yang mampu menembus perguruan tinggi negeri unggulan. Lulusan madrasah juga terjamin berbeda kualitas pemahaman agamanya dengan lulusan sekolah lain, dengan acara ini terlihat jelas perbedaan siswa madrasah dan sekolah umum,” jelas Sunyata.
Pelaksanaan simulasi manasik haji ini merupakan bagian dari penilaian praktik ibadah dalam implementasi Kurikulum 2013.
“Kegiatan ini merupakan implementasi pada Kurikulum 2013 penilaian praktek ibadah khususnya ibadah haji dan umrah yang dilakukan pada semester genap, diharapkan siswa mampu melaksanakan tahapan-tahapan ibadah sesuai syariat dan dapat di implementasikan kedepannya,” jelas Kamad.
Adapun kegiatan manasik ini dilaksanakan menyerupai rangkaian ibadah haji yang sebenarnya, baik rukun maupun wajib haji. Diawali dengan berniat haji/umrah kemudian dilanjutkan dengan menggunakan ihram. Para siswa laki-laki diajarkan cara menggunakan ihram dengan benar sehingga aurat jangan sampai terlihat ketika ibadah sedangkan siswa perempuan sudah mengenakan ihram dari rumah masing-masing.
Setelah berihram semua, kemudian melanjutkan perjalanan ke Arafah untuk wukuf, disini mereka mendengarkan khutbah wukuf serta diajarkan doa apa saja yang sebaiknya dipanjatkan. Wukuf berakhir kemudian dilanjutkan seolah-olah mabit di Mudzalifah. Kemudian diajarkan melempar jumrah baik ula, wustha, maupun aqabah. Tiap-tiap jamarat sudah ditandai sebelumnya, mereka pun harus tertib dalam pelaksanaannya.
Selanjutnya yang paling ditunggu adalah tawaf, mengelilingi Kabah sebanyak 7 kali. Setelah menyelesaikan tawaf kemudian dilanjutkan dengan Sai dari Safa ke Marwah sebanyak 7 lintasan. Seluruh rangkaian kegiatan manasik ditutup dengan tahalul.
“Para siswa terlihat sangat terkesan dengan manasik ini, meski berpanas-panas mereka tetap antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan manasik tersebut. Seperti benar-benar melakukan ibadah haji di Mekkah,” ungkap Rina dengan terharu dan bangga.(nhn_aj/Wul)
Â