Semarang – Pengawas madrasah Kementerian Agama Kota Semarang, Amhal Kaefahmi mengajak para kepala Raudhatul Athfal (RA) di wilayah binaan untuk menyiapkan dan menata alat permainan edukatif (APE) terkait moderasi beragama bagi anak didiknya.
Alat dan bahan APE moderasi beragama terbuat dari bahan sederhana berupa gambar, tulisan, maupun miniatur tempat ibadah yang ditata sedemikian rupa agar mudah dilihat dan dibuat main anak. Bahan yang digunakan, bisa berupa bahan bekas tak terpakai atau bahan daur ulang yang dibuat secara kreatif.
“Agar terlihat rapi dan tidak mengganggu kegiatan main anak, maka penataannya diletakkan di sudut ruang kelas dengan dibuatkan tulisan “Sudut Moderasi Beragama”. Namun, bisa juga ditata di tempat lain,” tutur Amhal Kaefahmi, saat memberikan pembinaan IGRA di RA Al Hikmah Kecamatan Tembalang, Selasa (22/3).
Dalam pembinaan sebelumnya yang dilakukan melalui daring karena Pandemi Covid-19, dirinya minta setiap madrasah binaan, baik MI maupun RA untuk membuat sudut moderasi beragama. Dia juga telah memberikan contoh penataan suudut moderasi beragama yang dikirimkan melalui WA grup kepala MI dan WA grup kepala RA.
Dipaparkannya, moderasi beragama merupakan cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum, berlandaskan prinsip adil, berimbang dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.
Sudut moderasi beragama yang ditata di setiap pojok kelas dimaksudkan sebagai upaya membiasakan anak untuk ramah terhadap perbedaan agama dan sekaligus kuat dalam ketaatan pada agamanya. Penanaman dan penguatan pendidikan karakter (PPK) moderasi beragama bagi siswa RA dilakukan melalui pembiasaan.
“Ketika anak sering melihat dan bermain di sudut moderasi beragama, insyaAlloh karakter moderat anak akan terbangun dan membudaya,” jelas Amhal.
Ciri khas pembelajaran pada RA tambahnya, mengintegrasikan nilai-nilai Islami dalam setiap fasilitasi, stimulasi dan pemberian dukungan (scaffolding) semua aspek perkembagan anak, yakni nilai agama dan moral, fisik motorik, bahasa, kognitif. Sosial emosional, dan seni. Pembelajaran pada anak usia dini, termasuk anak RA dikemas melalui kegiatan bermain yang menyenangkan.
Ditegaskannya, indikator sikap dan perilaku keberagamaan moderat siswa madrasah di Indonesia, termasuk RA harus mempunyai visi rahmatan lil alamin, komitmen kebangsaan, adil terhadap sesama, persaudaraan, akomodasi budaya lokal, santun dan bijak, inovatif, kreatif, dan mandiri.
Moderasi beragama pada anak usia dini tidak bisa hanya diajarkan semata, melainkan dibiasakan dengan alat permainan edukatif (APE) yang sederhana. Stimulasi dirancang dengan cara memperkaya lingkungan yang akan menyuburkan interaksi anak dengan lingkungan di sekitar, termasuk pendidik dan orangtua.
“Pembelajaran pendidikan agama Islam diintegrasikan pada semua optimalisasi aspek perkembangan anak melalui kegiatan bermain,” katanya.
Sementara itu, ketua IGRA Kecamatan Tembalang, Sulistyowati mengatakan, setelah mendapat imbauan dari pengawas pembina, para kepala RA telah berkoordinasi dengan para gurunya untuk membuat sudut moderasi beragama.
“Ide dari bapak pengawas sangat penting untuk membiasakan moderasi beragama bagi anak didik. Kami sangat termotivasi dan berupaya membuatnya,” ujar Sulistyowati.
Sedangkan kepala RA Al Hikmah, Ismiyah Ira Puspita mengatakan, lembaganya ttelah membuat sudut moderasi beragama yang ditata di setiap pojok kelas dengan menampilkan gambar, tulisan, dan miniatur tempat ibadah.(Amhal Kaefahmi/bd)