Semarang – Kegiatan monitoring hasil analisis Asesmen PAI di SDN Lamper Kidul 01 dilaksanakan oleh pengawas PAI Kankemenag Kota Semarang, H.M.Faojin, pada Rabu (7/6/2023).
Dalam kunjungan tersebut, H.M. Faojin disambut oleh Kepala SDN Lamper Kidul 01, Ida Karima. Ia menjelaskan, sekolah telah berupaya sedemikian rupa, agar target capaian ketuntasan siswa dalam asesmen PAI bisa maksimal. ‘’Kami selaku Kepala Sekolah, sudah berusaha menggiatkan program-program keagamaan lewat kegiatan-kegiatan PHBI dan literasi-literasi yang di dalamnya terdapat nilai-nilai religi, seperti berdoa sebelum memulai pembelajaran dan lain sebagainya. Namun demikian, hasilnya masih belum sesuai dengan harapan,” katanya.
Amin Yasroh selaku GPAI setempat menambahkan, kegiatan pembiasaan yang telah rutin dilakukan di SDN Lamper Kidul 01 diantaranya, salat dhuha berjamaah dan pembacaan asmaul husna setiap hari Kamis pagi. “Kegiatan ini di ikuti oleh seluruh peserta didik, serta Bapak/Ibu guru yang beragama Islam. Alhamdulillah kegiatan ini berdampak positif, dengan meningkatnya kadar keimanan seluruh elemen, baik siswa-siswi maupun guru dan tenaga pendidik di lingkungan sekolah,” ungkapnya.
GPAI lainnya, Siti Aminah menerangkan, sekolah telah mendorong peserta didik untuk memperdalam kemampuan baca tulis Alquran melalui Madin atau TPQ di sekitar domisili. ‘’Upaya yang telah kami lakukan, lebih pada mendorong anak-anak untuk mengikuti pembelajaran BTQ di madin atau TPQ sekitar rumah. Karena pembelajaran Alquran sangat penting, supaya lebih memahami pengetahuan agama Islam yang bersumber dari Alquran dan hadis,” terangnya.
Pada kesempatan itu, H.M Faojin menyampaikan beberapa evaluasi hasil analisis sesmen PAI di SDN Lamper Kidul 01. “Kami sangat mengapresiasi SDN Lamper Kidul 01, karena telah melaksanakan program PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) seperti, buka bersama, pesantren kilat dan pengumpulan zakat fitrah di bulan Ramadhan, pemberian santunan kepada anak yatim piatu pada bulan Muharram, dan beberapa kegiatan lainnya,” tuturnya.
“Namun ada beberapa yang perlu dilakukan perbaikan, karena masih ada 30% anak yang belum dapat membaca Alquran. Untuk itu, kami menyarankan kegiatan BTQ dilaksanakan tidak hanya melibatkan GPAI, tetapi juga guru kelas, serta dukungan orang tua murid,” pungkasnya.(ay/sa/faojin/NBA/bd)