Karanganyar – Kamis, 15 Desember 2022, Seluruh Penyuluh Agama Islam non PNS mengikuti pembekalan tentang Moderasi Beragama di RM. Mbak Ning 2 kecamatan Ngargoyoso. Kegiatan tersebut merupakan program kegiatan seksi Bimbingan Masyarakat Islam dengan menghadirkan 138 Penyuluh Agama Islam Non PNS se Kabupaten Karanganyar.
Wiharso, Kepala Kankemenag Kab. Karanganyar dalam sambutannya menyampaikan agar Penyuluh Agama Islam Non PNS menjadi agen perubahan dalam menenteramkan umat dilingkungan masing-masing.
Sebelum pemateri inti presentasi peserta kedatangan pemateri tambahan dari Tim Densus 88 Mabes POLRI yaitu Kompol Agus, M.Si. Dia memaparkan bahwa, Metode yang dilakukan teroris sudah banyak berubah. Jika dulu kekerasan yang dikedepankan, tapi sekarang upaya persuasif dan pendekatan ke masyarakat dilakukan. Sehingga, kita dijebak dalam kebaikan-kebaikannya.
“Diharapkan Penyuluh Agama Islam terus bisa bekerjasama dengan Babinsa dan Babin Kamtibmas di masing-masing kecamatan,” tandas Kompol Agus.
Dilanjutkan pemateri pertama yang di sampaikan oleh Abraham Zakky Zulhazmi, MA.Hum dari UIN Surakarta tentang Analisis Sosial dan Startegi Penguatan Moderasi Beragama. Zakky menyampaikan bahwa “Generasi kita saat ini mengalami fenomena Snacking, maka kita harus bisa hadir dalam menyajikan nuansa keagamaan dalam media sosial.
Pemateri kedua disampaikan Drs. Wiharso, MM Kepala Kanemenag Kab. Karanganyar tentang Konsep Moderasi Beragama Kementerian Agama. Wiharso menyampaikan, bahwa kementerian Agama Kab. Karanganyar berupaya agar selalu menjadi pelopor dalam upaya menyebarkan kebaikan pada Moderasi Beragama. “Karena, sasarannya bukan cara beribadahnya tapi cara hidup berdampingan dengan yang berbeda keyakinan,” ucapnya.
Acara semakin menarik saat pemateri ketiga menyampaikan tentang Wawasan Kebangsaan dan Jati Diri ASN Kementerian Agama. KH. Musta’in Ahmad,SH,MH. kepala Kanwil Kemenag Propinsi Jawa Tengah mengatakan “bahwa Mengapa Negara menjadikan Moderasi Beragama sebagai Prioritas dalam pembangunan umat beragama? Karena ita diajarkan agar menjadi Umatan Wasathon.”
Peserta seperti terhipnotis dengan pemaparan Musta’in Ahmad, pasalnya mereka hadir dengan problematika yang terjadi dimasyarakat. Sehingga masalah meoderasi beragama kadang muncul pada diri sendiri tanpa di sadari.
Menutup seson, Musta’in Ahmad berpesan agar “Jangan takut pada Perbedaan karena itu tidak dilarang, tetapi takutlah akan perpecahan karena itu merugikan”.(ida/sua)