Wonogiri – Kasi Bimbingan Masyarakat Islam Kantor Kemenag Wonogiri, Noor Syahid, Selasa (02/04) menyebut bahwa angka bunuh diri di Wonogiri tergolong tinggi. Kantor Kemenag turut menekan angka bunuh diri, yakni dengan penyuluhan agama di seluruh wilayah di Wonogiri.
Penyuluhan yang dilaksanakan lebih dari 230 penyuluh agama non-PNS maupun PNS, dan tersebar di 25 Kecamatan. Setiap orang bertugas menyuluh minimal 16 kali sebulan. Salah satu materi yang diangkat dalam penyuluhan adalah ihwal kematian, aqidah, ibadah dan lain sebagainya.
Menurut Noor Syahid, orang sampai nekat mengakhiri hidup karena tak memiliki fondasi iman yang kuat. Faktor itu didukung berbagai masalah yang dihadapi, seperti ekonomi, penyakit, merasa tak diperhatikan, tak ingin merepotkan keluarga atau orang lain. Kondisi geografis yang membuat orang bersangkutan berjauhan dengan tetangga sehingga tak bisa berbagi rasa dengan orang lain juga bisa menjadi pemicu, dan lain sebagainya.
“Sehingga keberadaan penyuluh agama Islam baik PNS dan non PNS juga mempunyai tanggung jawab moral ikut membekali masyarakat dengan iman dan taqwa kepada Allah SWT, utamanya larangan bunuh diri,” jelas Noor Syahid, saat di temui di kantor Kemenag Wonogiri.
Sesuai data dari Bagian Operasi Polres Wonogiri, sebanyak 290 orang ditemukan meninggal dunia di Wonogiri selama lima tahun terakhir. Sebanyak 96 orang di antaranya karena bunuh diri. Jumlah orang bunuh diri pada 2018 tersebut menurun tiga orang dibanding 2017, yang saat itu tercatat ada 27 orang bunuh diri.
Tahun itu merupakan puncak tertinggi kasus orang bunuh diri di Kota Sukses, dalam rentang waktu 2014-2018. Peristiwa orang bunuh diri pada 2014 tercatat 12 orang, 2015 sebanyak 18 orang, dan 2016 ada 15 orang.(Mursyid-heri/Sua).