Penyuluhan Agama Kristen Warga Binaan Lapas Kelas 1 Semarang

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kota Semarang (Humas) – Menindaklanjuti surat dari Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Semarang tentang permohonan bimbingan penyuluhan agama Islam dan Kristen bagi warga binaannya, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Semarang menugaskan Penyuluh Agama Islam dan Kristen di wilayah kerjanya untuk memberikan layanan tersebut secara rutin berkala.

“Instansi kita telah menjalin kerjasama dengan Lapas Kelas 1 Semarang, salah satunya dalam pemberian bimbingan rohani bagi warga binaan. Untuk itu, kami menugaskan penyuluh agama sesuai dengan permintaan dari Lapas, melaksanakan tugas secara rutin berkala. Bimbingan rohani diharapkan bisa memberikan peningkatan keimanan para warga binaan, agar pada saat mereka kembali ke masyarakat menjadi insan yang lebih baik dan bisa diterima oleh masyarakat sekitar,” terang Ahmad Farid selaku Kakankemenag Kota Semarang.

Rabu (4/9/2024) di Lapas Kelas 1 Semarang, Penyuluh Agama Kristen Kemenag Kota Semarang, Rustomo, Sriwahyuningsih dan Hendiyan Setiadi memberikan bimbingan rohani kepada warga binaan Lapas setempat. Selama kurang lebih satu jam, kegiatan penyuluhan tersebut berlangsung di Gereja Lapas Kelas 1 Semarang.

Rustomo mengungkapkan, ada treatment khusus pada saat mereka memberikan penyuluhan kepada warga binaan Lapas Kelas 1 Semarang. “Kami berusaha memposisikan diri sebagai sahabat bukan penceramah. Dengan demikian, kehadiran kami bisa jauh lebih diterima oleh para warga binaan,” ujarnya.

Sebelum memulai bimbingan rohani, Hendiyan mengajak warga binaan untuk memanjatkan satu pujian, kemudian dilanjutkan dengan doa yang dipimpin oleh Rustomo.

Sriwahyunungsih mengatakan, bimbingan rohani kali ini mengambil tema, Sikap Menghadapi Persoalan Hidup, yang dikutip dari Kitab Lukas 22:39-46. “Kami berdiskusi tentang sikap menghadapi persoalan hidup dengan mengambil teladan dari peristiwa penyaliban Tuhan Yesus,” tuturnya,

Menurutnya, ada tiga sikap Tuhan Yesus yang bisa diteladani saat menghadapi penderitaan atau persoalan hidup yakni, bersabar, berserah, dan berdoa.

Hendiyan berujar, guna efektivitas bimbingan rohani, warga binaan dibagi dalam tiga kelompok. “Kami bagi mereka dalam 3 kelompok kecil, supaya bisa lebih fokus dalam sharing atau diskusi,” ungkapnya.

Kegiatan diakhiri denngan doa bersama.(Rus/Faiq/Nba)

Skip to content