Kab.Pekalongan-Dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional ke-4, MAN Pekalongan menyambutnya dengan meriah. Semua guru dan siswa memakai pakaian ala santri yang diintruksikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan. Pakaian tersebut adalah pakaian yang sesuai dengan adat dan ciri khas santri yakni sarung dan baju koko.
Acara yang diawali dengan Kegiatan Khotmil Qur'an, dzikir bersama dan tausiyah oleh H Bukhari, SAg Kepala MAN Pekalongan. penyambutan hari santri ini dipimpin langsung oleh Kepala MAN Pekalongan yang dikaitkan dengan pembukaan resmi rangkaian kegiatan bertempat di halaman Kampus setempat, Senin (22/10/18)
Dalam sambutannya Kepala MAN Pekalongan Bukhari menganalogikan pakaian yang indah ini bukan hanya indah dari segi lahiriyahnya saja akan tetapi yang lebih penting adalah inner beauty yakni kecantikan batin, dan itu yang lebih utama.
“Nyantri, Nyeni, Nyakola. Dengan Nyantri diharapkann kita punya nilai-nilai kesantrian yakni perjuangan, kemandirian dan pengabdian yang dihiasi dengan nilai-nilai karakter santri yang melangkah penuh dengan ilmu bersumber langsung dari Al-Qur’an dan sunnah dilengkapi dengan kitab-kitab para ulama juga Tafsir-tasir yang menerangkan maksud atau makna Al-qur’an dengan lebih rinci. Di samping itu kehidupan seorang santri penuh dengan akhlak yang mulia juga memiliki nilai sosial yang tinggi.” Tuturnya.
Di akhir sambutannya Ia berharap bahwa siswa-siswi MAN Pekalongan memiliki ilmu dan wawasan yang luas yang mencerminkan nilai-nilai kesantrian yakni keimanan, akhlak yang mulia sesuai dengan motto Nyantri, Nyeni dan Nyakola.”pungkasnya.
Mengiringi kegiatan HSN 2018 di MAN Pekalongan mengadakan pelatihan KIR dan Jurnalistik. Dengan nara sumber beberapa guru pembina dan Wartawan dari Media maupun dosen ahli dari perguruan tinggi Pekalongan. Kegiatan diikuti oleh perwakilan kelas dengan penuh semangat. Pemateri tidak hanya menyampaikan teori saja, akan tetapi dilatih secara praktis juga. Bahkan para peserta langsung diberi rangsangan lewat lomba penulisan artikel dengan momen Hari Santri.
Usai lomba para peserta langsung dinilai oleh para juri. Perolehan nilai tertinggi dan penulis terbaik dan pantas di nobatkan menjadi juara 1 (satu) diraih oleh, Puput Alfiaturrosyida dengan judul Perbedaan Santri Zaman Now dg Zaman Old (hfrn/rf)