081128099990

WA Layanan

081393986612

WA Pengaduan

Search
Close this search box.

Ramadhan Kali Ini, Kemenag Agendakan Kupas Tuntas Kitab Uqudullujain

Semarang, Kementerian Agama (Kemenag) Kota Semarang dalam rangka menggiatkan semarak Ramadhan 1443 H, dibuatlan proram pembinaan rohani bagi pegawai muslim, dengan warna yang berbeda dibandingkan Ramadhan-Ramadhan tahun sebelumnya.

Kegiatan pembinaan ruhani  diselenggarakan dengan kegiatan kajian tematik tentang munakahat atau seputar pernikahan. Rangkaian kegiatan sepanjang Ramadhan diisi dengan mengulas tuntas khasanah klasik kitab uqudullujain karya ulama kharismatik nusantara yang telah mendunia yaitu Syaikh Nawawi Al Bantani. Kajian bab demi bab sesuai tertib penulisan kitab dijadwalkan, dan akan disampaikan secara rutin sepanjang Ramadhan, setelah shalat dhuhur berjamaah,  oleh penghulu dan penyuluh di lingkungan Kemenag Kota Semarang.

Pada kesempatan perdana, kajian disampaikan oleh Muhammad Azmi Ahsan Kepala KUA Kecamatan Mijen, pada Senin (4/4/2022) di Mushala Al Ikhlas Kemenag Kota Semarang.

Azmi membaca teks dan menguraikan tentang pendahuluan atau mukadimah kitab yang memuat ringkasan selintas pandang sistematika materi, yang terdiri dari empat pasal.

“Pertama tentang hak hak isteri terhadap suami,  dan sebaliknya pada pasal berikutnya membahas hak suami atas isteri. Pasal Ketiga tentang keutamaan ibadah mahdloh seorang isteri di rumah, dan pada bab terakhir mengulas batasan menjaga pandangan kepada wanita yang bukan mahram,” tuturnya yang disampaikannya kepada jamaah shalat dhuhur.

“Terdapat pelajaran  yang patut digaris bawahi dalam bahasan mukadimah bahwa syaikh Nawawi sang menulis kitab menekankan pentingnya hidup untuk beramal kebajikan,  berorientasi pada empat hal, yakni meraih i’anah atau pertolongan yang kuasa untuk dapat terus berkarya, sikap ikhlas, dan qabul atau akseptabilitas atas hasil kerja, serta pada tahap lanjut mengupayakan jangkauan kemanfaatan yang lebih luas sebagai nilai tambah suatu amal,”  papar Azmi.

Dalam penyampaian tausiyahnya tersebut, jamaah laki-laki dan perempuan duduk terpisah yang dibatasi oleh sutrah.

“Cukup menarik apa yang disampaikan Pak Azmi, kami yang tadinya kurang memahami bahkan awam dengan kitab uqudullujain, menjadi bertambah pengetahuan. Semoga apa yang ia sampaikan dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kami,” tutur Rachmad Pamudji Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang menjadi bagian dari jamaah shalat dhuhur.(Azmi/Dintha/NBA/bd)

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Skip to content