Karanganyar – Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah Kab. Karanganyar mengadakan kegiatan rakor pada Rabu, 10/11/2021 di Aula Kemenag Karanganyar. Pengawas MI Kab. Karanganyar, Nur Aziz menyampaikan Pelaksanaan PTM terbatas tidak boleh asal-asalan, harus sesuai ketentuan.
MI yang belum mengajukan simulasi PTM terbatas ada 9 MI, Bagi yang belum supaya mengajukan usulan PTM segera dengan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan antara lain, Di acc gugus covid 19 tingkat kecamatan (dari kelurahan boleh).Di acc/ disetujui Dinkes guna kerjasama jika terjadi hal-hal diluar dugaan. Persyaratan lain-lain: Prokes,persetujuan orang tua, dll. Jadi tidak ada yang asal – asalan.
Setelah simulasi, supaya segera mengajukan usulan PTM terbatas dengan melampirkan laporan mingguan tahap I dan II. Selain itu berkas permohonan seperti permohonan simulasi terbatas. Selama PTM terbatas,anak-anak diwajibkan prokesnya.
Jika selama PTM anak-anak tidak diperkenankanjajan. Jika ada penjual mohon diperingkatkan dengan bahasa yang baik. Dimohon tidak berjualan dilingkungan sekolah selama PTM sesuai perintah pemerintah. Ketika anak-anak pulang sekolah supaya diperhatikan ketika antarjemputnya wjib orang tuanya atau pihak lain. Semua supaya menjaga marwah Kemenag. Bagi yang meninggalkan tugas supaya izin.
PNS atau pegawai supaya memakai atribut lengkap. Jangan malu mekakai untuk menyembunyikan jati dirinya,” jelas Nur Aziz.
Kepala Kantor Kemenag Karanganyar, Wiharso, menegaskan sidak terkait dengan PTM yang telah dilaksanakan telah sesuai standart, mohon ditingkatkan.
Kami harap tidak ada klaster baru dan PTM bisa berlangsung terus. Karena anak-anak sudah mulai bosan dan jadi malas untuk masuk sekolah lagi. Kualitas Madrasah supaya ditingkatkan karena kepercayaan masyarakat juga meningkat. Madrasah dengan segala kreatifitasmya supaya di explore, jangan cuman mngandalkan jumlah yang sudah banyak. Bisa-bisa akan ditinggalkan masyarakat.
Madrasah itu sebenernya dilihat masyarakat dengan hasil nilai-nilai akademik saja, tapi karakter yang sangat jelas jadi sorotan (tingkah laku, sopan santun, dll).
Madrasah supaya membangun dengan komite untuk meningkatkan pendidikan dengan “Jer Basuki Mowobeo”, sekolah membayar itu harus dimotivasikan pada mayarakat peningkatan kualitas,” kata Wiharso.
Wiharso juga berpesan Rakor perdana supaya dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, memperhatikan dengan sungguh. Jangan main hp terus selama rakor.
“Penyelenggaraan Rakor sukses dan pulang mendapatkan hasil sesuai harapan, MI harus berbeda dengan SD. Harus dijual dengan produk khusus yang tidak ada disekolah lain. Tanamkan pada anak bahwa belajar adalah kewajiban, kalau belajar mendapatkan pahala kalau tidak belajar berdosa. Anak-anak Indonesia itu masih rendah dalam literasi AKM,” Ppungkasnya.(ida/sua)