Karanganyar – Gerakan Nasional Revolusi Mental yang mulai digaungkan sejak Tahun 2015 lalu mengharapkan adanya perbaikan pada segala aspek, mulai dari pelayanan, kebersihan, ketertiban, kemandirian, hingga persatuan bangsa. Namun demikian, untuk mencapai perubahan yang diharapkan tersebut, terlebih dahulu harus mengubah cara pandang dan cara pikir.
Demikian disampaikan oleh Widyaiswara BDK Semarang, Yeri Adriyanto saat memberikan materi Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik di Aula Kantor Kemenag Karanganyar, (08/03). Ditemani Widyaiswara Nursangadah, Yeri Adriyanto menjelaskan materi tersebut kepada 40 peserta DDTK Revolusi Mental yang berasal dari pegawai Kantor, Madrasah dan KUA selama enam hari yang dimulai tanggal 5-10 Maret 2018.
“Semua diawali dengan ubah cara pandang, ubah cara pikir. Dari ubah cara pandang dan pikir kemudian merubah proses berkesinambungan. Bahwa itu akan memunculkan suatu pemikiran dan suatu keasadaran apa yang ada dalam alam bawah sadar kita, ilmu yang kita miliki, pengalaman yang kita alami dari nilai-nilai. Nilai itu apa yaitu pengalaman kita yang baik dan buruk, yaitu etika.”, terang Yeri saat mengutip pernyataan Presiden RI Joko Widodo.
Lebih lanjut Yeri mengatakan bahwa dengan melakukan perubahan secara berkesinambungan, maka akan muncul dalam tingkah laku keseharian, sehingga menjadi rutinitas. “Dengan merubah cara pandang, cara pikir dan cara kerja menuju perilaku keseharian tingkah dan perilaku, maka akan terjadi revolusi mental secara keseluruhan karena rutinitas-rutinitas yang telah kita lakukan baik secara emosional maupun spiritual, sehingga kedepannya muncul kecerdasan sosial,” jelas Yeri.
Mengutip nasihat yang disampaikan Imam Ghazali, Widyaiswara mengatakan bahwa untuk mengubah masa depan, diawali dengan mengubah niat terlebih dahulu. Jagalah niat mu karena akan jadi pikiran mu. Jagalah pikiran mu karena akan jadi ucapan mu. Jagalah ucapan mu karena akan jadi perilaku mu. Jagalah perilaku mu karena akan jadi kebiasaan mu. Jagalah kebiasaan mu karena akan jadi karakter mu. Jagalah karakter mu karena akan jadi nasib mu.
Selama enam hari, peserta DDTK Revolusi Mental mendapatkan materi kebijakan revolusi mental di Kementerian Agama, Revolusi Budaya Pelayanan Publik, Inovasi Sektor Publik, Isu Strategis Pelayanan Publik, Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Pubik dan Rancangan Revolusi Cara Kerja.
Di akhir setiap materi, peserta diberi tugas oleh widyaiswara dan mempresentasikannya di depan kelas. Harapannya agar materi yang diterima oleh peserta diklat dapat lebih maksimal. (ida-hd/Wul)