Semarang-Hari Sabtu, (9/4/2022) sebanyak lima puluh satu (51) siswa kelas 6 dengan didampingi wali kelas setelah melaksakan sholat hajat memohon doa restu dari para Guru di lingkungan MI Addaenuriyah guna kelancaran dalam mengikuti Ujian Madrasah.
Kegiatan tersebut dilaksanksanakan dalam rangkaian kegiatan Ujian Madrasah Siswa Kelas 6 MI Addaenuriyah sebagai bentuk hormat dan bakti siswa kelas 6 MI Addaenuriyah kepada para guru yang telah membimbing dan mengarahkan dalam belajar.
“ kegiatan ini dalam rangka mendekat kepada Allah dan mohon restu serta keridhoan dari para guru guna keberhasilan dalam kegiatan UM” terang Kepala MI Addaenuriyah Kholid Adham.
Siswa kelas enam MI Addaenuriyah dalam pelaksanaan Ujian Madrasah tahun ini dibagi menjadi tiga ruang, dengan komposisi dua puluh siswa dalam dua ruang dan sebelas siswa dalam satu ruang.
Dikatakan Amhal Kaefahmi, Pengawas Pendidikan agama islam di kecamatan tembalang bahwa Ujian Madrasah (UM) yang dilaksanakan oleh madrasah bertujuan untuk menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran. UM dimaksudkan untuk: 1) mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik; 2) mengukur mutu pendidikan di tingkat Nasional, Provinsi, Kota/Kabupaten, kecamatan dan madrasah; 3) mempertanggung jawabkan penyelenggaraan pendidikan pada masyarakat, sedangkan fungsi UM lebih ditekankan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan tamat belajar, alat pertimbangan dalam pemberian ijazah, umpan balik untuk perbaikan program pembelajaran di madrasah, dan sebagai alat pengendali mutu pendidikan.
“Saya optimis bahwa MI di wilayah binaan dapat mengemban amanah ini dengan baik. Terlebih, selama ini, kami telah memberikan pembinaan, pembimbingan, dan pelatihan profesional guru melalui supervisi pembelajaran,” tutur Amhal Kaefahmi.
Kegiatan sholat hajat dan permohonan doa restu berjalan dengan hidmat dan haru, setelah bersama-sama belajar selama kurang lebih enam tahun di MI Addaenuriyah akhirnya tiba di penghujung pembelajaran untuk selanjutnya menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
“saya minta doa restu juga minta maaf karena banyak salah kepada bapak ibu guru selama ini” kata Tahta, siswa kelas 6B MI Addaenuriyah. (Adam/Sukirman/bd)