Banjarnegara – Guru BK (Bimbingan dan Konseling) MAN 2 Banjarnegara mengikuti kegiatan seminar regional yang diselenggarakan oleh Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang pada Selasa (7/2) bertempat di Aula Kemenag Banjarnegara.
Seminar dengan tema “Membincang Pendidikan Berkualitas Di Jawa Tengah” menghadirkan dua pembicara yaitu Kepala Kemenag Banjarnegara Karsono serta dosen pasca sarjana Universitas PGRI Semarang Noor Miyono. Adapun pesertanya yaitu para Kepala SMA/SMK/MA dan guru BK se-Kabupaten Banjarnegara.
Dalam paparannya, Karsono menyampaikan ada tiga hal yang terjadi di tengah masyarakat saat ini yaitu perubahan status pendidikan masyarakat yang semakin meningkat, kesadaran akan kehidupan beragama, serta digitalisasi yang mencakup hampir semua aspek kehidupan. “Oleh karena itu kita sebagai pelaku pendidikan harus mampu beradaptasi dengan situasi yang terjadi di masyarakat tersebut, antara lain dengan cara membuat madrasah boarding school dan madrasah berbasis digital,” ucap Karsono.
Sedangkan pembicara lainnya, Noor Miyono memaparkan bahwa sekarang adalah era industry 4.0 yang ditandai dengan digital of technology. “Oleh karena itu dunia pendidikan harus mampu beradaptasi dengan kondisi tersebut, maka lahirlah pendidikan 4.0 yaitu pendidikan yang bercirikan pemanfaatan teknologi digital dalam proses pembelajaran atau dikenal dengan sistem siber (cyber sistem), proses pembelajaran berlangsung secara kontinu tanpa batas ruang dan tanpa waktu.” Ungkapnya.
“Tugas guru antara lain meningkatkan digital skill,” imbuhnya.
Setelah pemaparan materi selesai, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Namun karena keterbatasan waktu, sesi tanya jawab dilakukan secara tertulis. Para peserta dapat sharing melalui WhatsApp atau email pembicara. Acara seminar yang dimulai pukul 08.00 WIB berakhir pada pukul 12.00 WIB.
Salah satu peserta seminar dari MAN 2 Banjarnegara Gunani sangat senang mengikuti kegiatan tersebut. “Saya dapat ilmu baru dari kegiatan seminar ini, seperti yang disampaikan oleh para pembicara, selain tentang paradigma digital, juga disinggung bagaimana menjadi guru BK yang humanis. Salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu merubah nama ruang BK menjadi ruang pengembangan potensi, sungguh gagasan yang menarik,,” kata Gunani. (aa/rf)