081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Wiharso : Guru RA Adalah Pendidik Sesungguhnya

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Karanganyar – Menjadi Guru Paud, Raudhatul Athfal (RA) dan Taman Kanak-kanak (TK) bukanlah profesi yang ringan. Berbeda dengan guru-guru di jenjang sekolah lain, yang dihadapi guru Paud/RA/TK adalah anak-anak usia 2 – 6 tahun. Bahkan banyak professional yang mengatakan bahwa sebenarnya Guru RA adalah pendidik yang sesungguhnya, sebagai murobbi, karena guru di jenjang lain lebih banyak mentransfer ilmu.

Demikian disampaikan Kasubbag TU Kankemenag Kabupaten Karanganyar, Wiharso dalam kegiatan Pelatihan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PPKB) bagi Guru RA KKG RA Al Ikhlas II Tingkat Kabupaten Karanganyar Tahun 2018. Kegiatan yang diikuti 41 Guru RA ini dilaksanakan selama lima hari, 13 – 17 November 2018 di RA Al Ikhlas II.

Fase anak usia RA merupakan fase emas, lanjut Wiharso, terjadi pembentukan otak anak yang menjadi dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. Oleh karena itu, seorang guru pendidikan usia dini harus memiliki bekal cinta, kesabaran, dan keilmuan yang mumpuni.

“Kenyataannya, mengajar di level pendidikan anak usia dini tidaklah mudah. Selain harus ekstra sabar, guru RA akan menjadi contoh bagi anak didiknya. Guru jenjang usia dini juga harus mampu bekerja sama dengan orang tua untuk menciptakan suasana yang kondusif, baik di sekolah maupun di rumah.” Tambah Wiharso.

Lebih lanjut, Kasubbag TU mengapresiasi sekaligus mengucapkan permohonan maaf karena pihaknya yang dalam hal ini Kementerian Agama belum mampu memberikan fasilitas yang sepadan kepada Guru RA. Menurutnya, apa yang sudah diupayakan guru RA untuk mendidik anak usia dini tidak akan sia-sia, karena segala kebaikan akan mendapat balasannya.

“Ibarat menanam pohon, belum tentu kita nanti yang akan memetik buahnya, bisa jadi anak cucu kita. Oleh karena itu, kami apresiasi atas pengabdian guru RA, sekaligus kami memohon maaf karena Kementerian Agama belum mampu berkiprah lebih banyak secara finansial.” Imbuhnya.

“Rizki tidak hanya sebatas tentang uang, tapi disana bisa digantikan dengan kesehatan, anak yang baik, keluarga yang sakinah dan lain sebagainya. Dengan bekerja ikhlas dan banyak memberi manfaat buat anak didik kita, Insya Allah kehidupan kita akan senantiasa dimudahkan Allah SWT.” tutupnya. (ida-hd/bd)