
Wajo (Humas) – Kafilah Provinsi Jawa Tengah kembali menorehkan prestasi gemilang pada ajang Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Nasional Tahun 2025 di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, pada Minggu (5/10/2025). Hingga Sabtu malam (4/10/2025), sebanyak 23 peserta dari Jawa Tengah berhasil menembus babak final pada tiga tingkatan marhalah Ula, Wustha, dan Ulya, dalam berbagai cabang perlombaan.
Salah satu yang mencuri perhatian publik adalah penampilan tim debat bahasa Inggris putri Jawa Tengah, yang sukses melaju ke babak final dan berhadapan dengan kafilah Sumatera Utara. Tim ini terdiri atas Najmah Ahlami Arwani, Viki Elok Sofyani dan Hilya Hilma, dari jenjang Wustha/Ulya Putri.
Dalam sesi debat yang berlangsung sengit, kedua tim menampilkan argumentasi tajam dan logika yang terstruktur. Tim Jateng tampil percaya diri dengan mengangkat isu lingkungan sebagai bagian dari tanggung jawab moral dan spiritual lembaga pendidikan Islam.
“Illegal logging is not only a crime against nature, but also a sin against our responsibility as khalifah fil ardh guardians of the earth. (Penebangan pohon secara ilegal bukan hanya kejahatan terhadap alam, tetapi juga dosa terhadap tanggung jawab kita sebagai khalifah di bumi),” ujar salah satu debater Jateng dalam argumennya.
Tim Jateng menegaskan bahwa penegakan hukum syar’i diperlukan untuk memberikan efek jera dan membangun kesadaran ekologis berbasis nilai-nilai keislaman.
Sementara itu, pihak lawan dari Sumatera Utara menilai bahwa regulasi administratif dan penegakan hukum positif di Indonesia sudah memadai untuk mengatur kasus tersebut, terutama karena hingga kini belum ditemukan kasus penebangan pohon secara ilegal di lingkungan pendidikan Islam.
Dalam narasi penutup, tim Jateng menyampaikan bahwa isu ini bukan hanya soal hukuman, tetapi juga soal kesadaran kolektif umat Islam untuk menjaga kelestarian alam sebagai bagian dari ibadah.
Babak final debat ini menjadi salah satu penampilan yang paling ditunggu dalam ajang MQK Nasional 2025, menampilkan kecakapan berpikir kritis, kemampuan berbahasa asing, dan wawasan keislaman para santri dari berbagai provinsi. (RK)
