081128099990

WA Layanan

081393986612

WA Pengaduan

Pesantren Didorong Jadi Ruang Aman: Sarasehan Hari Santri 2025 Gaungkan Gerakan Anti Bullying dan Kekerasan

Picture of Team Humas Jateng

Team Humas Jateng

Kudus (Humas) – Dalam rangka memperingati Hari Santri 2025, ratusan santri dan pelajar madrasah tampak antusias mengikuti Sarasehan Hari Santri bertema “Pesantren Anti Bullying dan Kekerasan” yang digelar di Pondok Pesantren Roudlotuth Tholibin, Bendan, Kudus, Selasa (21/10/2025).

Kegiatan yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah ini dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah KH. Taj Yasin Maimoen.

Dalam sambutannya, Bupati Kudus Sam’ani Intakoris menyampaikan apresiasi atas ditunjuknya Kabupaten Kudus sebagai tuan rumah peringatan Hari Santri tingkat Provinsi Jawa Tengah. Ia menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung pesantren sebagai pusat pendidikan karakter dan moderasi beragama.

“Momentum Hari Santri menjadi ruang refleksi bersama untuk memastikan bahwa pesantren hadir sebagai tempat yang aman, ramah, dan mendidik bagi seluruh santri,” ujar Bupati Sam’ani.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Bupati Kudus Bellinda Putri Sabrina Birton, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Ning Nawal Nur Arafah Yasin, Kabid PD Pontren Kanwil Kemenag Jawa Tengah Amin Handoyo, serta Kakankemenag Kabupaten Kudus Sony Wardana.

Dalam arahannya, Wakil Gubernur Gus Yasin menegaskan pentingnya peran pesantren dalam menciptakan lingkungan belajar yang berkeadaban dan penuh kasih sayang, sebagaimana teladan Rasulullah SAW dalam memperlakukan anak-anak dan perempuan.

“Pesantren harus menjadi pelopor pendidikan yang ramah, bukan hanya tempat menuntut ilmu, tetapi juga tempat tumbuhnya kasih sayang dan kepedulian,” tegasnya.

Kabid Amin Handoyo, menyampaikan bahwa pesantren memiliki peran strategis dalam membentuk karakter santri sekaligus menjadi garda terdepan dalam perlindungan anak.

“Kemenag mendorong setiap pondok pesantren untuk menginternalisasi nilai-nilai perlindungan anak dalam sistem pendidikannya. Santri tidak hanya dididik untuk cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan empati terhadap sesama,” tuturnya.

Ia menambahkan bahwa Kanwil Kemenag Jawa Tengah terus bersinergi dengan pemerintah daerah, lembaga perlindungan anak, dan berbagai organisasi masyarakat untuk memperkuat regulasi serta pembinaan terhadap pesantren ramah anak.

Kegiatan sarasehan berlangsung khidmat dan penuh semangat. Para santri turut berdiskusi, menyampaikan pandangan, dan berkomitmen mendukung terciptanya lingkungan pesantren yang bebas dari kekerasan dan perundungan.(RK)

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Skip to content