Santri, Jawaban Atas Revolusi Mental Presiden Jokowi

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Karanganyar – Dalam rangka memperingati hari santri nasional yang jatuh setiap tanggal 22 Oktober, Bupati Karanganyar, Juliyatmono menggelar apel akbar di Alun-Alun Kabupaten, Rabu (26/10). Dalam pembinaannya, Juliyatmono mengatakan bahwa santri adalah jawaban atas revolusi mental yang digelorakan Presiden RI saat ini, Joko Widodo.

“Seorang santri yang baik adalah santri yang agamanya luas, pahamnya luas, bisa menerima perbedaan yang ada disekitarnya. Tentunya memiliki wawasan keindonesiaan dan kebangsaan yang baik, serta tidak memungkiri bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki banyak perbedaan sehingga itu semua harus dihormati,” ucap Juliyatmono.

Lebih lanjut Bupati Karanganyar mengatakan bahwa kondisi bangsa yang ada saat ini membutuhkan orang-orang yang memiliki jiwa santri, yaitu orang Islam yang membawa kedamaian, dapat menginspirasi, serta dapat menjawab semua problem dan tantangan di masa depan, baik secara pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Apel akbar dalam rangka memperingati hari santri ini diikuti oleh ratusan siswa SMP/MTS, SMA/MA dan pondok pesantren. Tampak hadir di tenda tamu undangan, Wakil Bupati Karanganyar, Kepala Kemenag Karanganyar, Forkompinda Kabupaten Karanganyar, tokoh Alim Ulama dan para Kyai serta pimpinan ormas-ormas Islam seperti NU, MUI beserta jajaran SKPD dilingkungan Pemerintahan Kabupaten Karanganyar.

Kepada semua peserta apel akbar yang didominasi oleh siswa-siswi yang masih duduk di bangku sekolah, Bupati Karanganyar mengingatkan mereka untuk tidak berhenti belajar. Menurutnya, kunci masa depan adalah dengan belajar yang gigih dimanapun berada. Disamping itu, Juliyatmono juga memberikan pesan apabila belajar Islam harus melalui kiyai atau guru yang benar dan baik agar tidak tersesat kepada aliran-aliran yang menyimpang.

“Mari terus belajar, jangan lelah belajar, karena kunci masa depan adalah dengan belajar. Belajar tidak hanya di sekolah dan ponpes, ada sura, ada masjid, di TPA, serta di lingkungan kita masing-masing,” tandasnya.

Sementara itu, di lain kesempatan Kepala Kementerian Agama Kabupaten Karanganyar, Musta’in Ahmad mengatakan bahwa hari santri ini merupakan momentum bagi bangsa Indonesia mengingat jasa dan perjuangan para ulama dan santri dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurutnya, perjuangan santri dan generasi penerus bangsa Indonesia saat ini berbeda dengan dahulu.

“Perjuangan santri saat ini sudah jelas. Musuh kita adalah narkoba, minuman keras, dan pornografi. Itu adalah jihad kita. Perjuangan kita juga melawan kemiskinan, jihad kita melawan kebodohan dan keterbelakangan dan melawan radikalisme serta pikiran sesat yang akan merusak sendi-sendi persatuan dan kesatuan,” ucapnya.

Peringatan hari ini sebagai bentuk apresiasi kepada Alim Ulama, para Kyai dan Santri karena perannya dalam memperjuangkan dan mengisi kemerdekaan RI yang amat luar biasa. (hd/gt)