370 Peserta Ramaikan MTQ Pelajar dan Umum di Kabupaten Kudus

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kudus – 29/8 Dalam rangka meningkatan kecintaan terhadap Kitab Suci Alqur’an sebagai pedoman hidup, dan membentuk generasi muda serta masyarakat yang berbudi luhur, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Kudus menyelenggarakan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) Pelajar dan MTQ umum Tingkat Kabupaten Kudus. Diikuti sebanyak 370 peserta , terdiri dari MTQ Pelajar 246 peserta dan MTQ umum 124 peserta bertempat di Komplek Kantor Bupati Kudus.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus, Noor Badi dalam laporan selaku ketua panitia mengatakan peserta MTQ pelajar terdiri dari utusan SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA masing masing dari utusan sekolah dan madrasah. Untuk peserta MTQ umum adalah dari utusan masing masing Kecamatan dan Pondok Pesantren .

Sedangkan cabang yang dilombakan meliputi Tilawah Anak, Remaja, Dewasa (putra putri), tahfizd 1 juz dan Tilawah, Tahfizd 5 juz dan Tilawah, Tahfidz 10 juz, 20 juz dan 30 juz (putra putri), Syrh al Qur’an, Fahm al Qur’an dan Khath al Qur’an.

Beliau menambahkan tujuan MTQ ini untuk mendekatkan jiwa umat islam kepada kitab suci dan meningkatkan semangat membaca, mempelajari serta mengamalkan Al qur’an. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa MTQ merupakan perlombaan yang memadukan antara suara merdu, keharmonisan lagu/irama tanpa melanggar kaidah tajwid dan diiringi dengan adab membaca alqur’an.

Hadir Sekda Kabupaten Kudus Noor Yasin dalam memberikan sambutan sekaligus membuka acara secara resmi mengatakan Penyelanggaraan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) tidak hanya dimaknai sebagai peneguhan syiar islam, tetapi lebih diharapkan menjadi barometer untuk mengukur hasil kegiatan pembelajaran Alqur’an dengan melahirkan qori’/qori’ah yang berprestasi.

Sistem nilai , moral dan budaya yang berkembang saat ini telah mencerminkan jati diri sebagai bangsa berpenduduk muslim terbesar. Al Qur’an sebagai sumber dari segala sumber ilmu yang tidak akan habis di kaji , untuk itu perlu meningkatkan kajian kajian Alqur’an sehingga masyarakat dapat memahami Alqur’an dengan benar. Signifikan nilai nilai Al Qur’an sebagai pandangan hidup masyarakat perlu ditumbuhkembangkan melalui proses pendididkan baik formal maupun informal. Dan yang terpenting adalah keteladanan orang tua, guru dan ulama serta pemimpin dalam menghambat pergeseran nilai sehingga Alqur’an harus kita jadikan pedoman dalam kehidupan sehingga kesejahteraan lahir dan batin dapat kita raih.(St. Zul/Eti/bd)