Madrasah Bagian dari Dunia Santri

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Boyolali – Presiden RI, Joko Widodo,  melalui Kepres Nomor 22 Tahun 2015 telah menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional (HSN). Memilih tanggal tersebut didasarkan pada fakta sejarah dimana Kyai Hasyim Asy’ari (berdasarkan musyawarah ratusan kyai) mengumumkan fatwanya yang kemudian dikenal sebagai Resolusi Jihad.

Banyak cara untuk menyemarakkan peringatan Hari Santri Nasional tahun 2017,kali ini MA Negeri Karanggede ikut memeriahkan peringatan Hari Santri dengan upacara bendera di halaman setempat yang diikuti seluruh Bapak/Ibu Guru dan Pegawai serta seluruh siswa-siswi kelas X,  XI,  XII, dengan berpakaian muslim dan muslimah, (Senin, 23/10).

Penetapan Hari Santri Nasional (HSN) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 22 Oktober 2015, merupakan sebagai bentuk penghargaan negara atas sumbangsih santri pada bangsa. Kemudian, setelah penetapan HSN santri memiliki tanggung jawab semakin besar untuk menjaga keberagaman dan kelangsungan bangsa dan negara. Santri dimaknai lebih luas yakni setiap orang yang memiliki pemahaman dan pengalaman toleran, moderat, dan berakhlakul karimah, meski belum pernah masuk ponpes. Santri tak sekadar orang-orang yang sedang atau pernah belajar di pondok pesantren (ponpes).

“Madrasah,  siswa,  dan guru memang identik dengan dunia santri, karena Madrasah juga sebagai lembaga pendidikan khas Islami sekaligus tertua di Indonesia, telah menjadi tempat hidup dan berkembangnya santri, sehingga tidak mengherankan jika kemudian madrasah ikut serta memeriahkan peringatan Hari Santri 2017 tersebut,” ungkap Kepala MAN Karanggede, Joko Triyono dalam sambutan sebagai pembina upacara. Pada upacara tersebut juga dibacakan Ikrar Santri yang diikuti seluruh peserta upacara.

Adapun urutan acara Hari Santri MAN Karanggede  diawali dengan Upacara bendera dengan petugas Upacara adalah Paskibraka MAN Karanggede. Acara peringatan hari Santri dilanjutkan dengan dzkir dan sholawat, festival hadroh dan diakhiri dengan sholat dhuhur berjamaah.

Upacara selesai,  seluruh civitas akademika MAN Karanggede langsung menuju Aula Madrasah untuk melaksanakan Dzikir dan Sholawat bersama. Setelah acara dzikir dan sholawat, dilanjutkan acara Festival Hadroh yang menampilkan setiap angkatan dengan masing-masing angkatan minimal 5 (lima) lagu. Festival Hadroh dibuka oleh Bapak Kepala Madrasah yang ikut serta berbaur dengan para siswa memeriahkan acara tersebut. (ita/jaim/Wul)