Kakankemenag : Melalui PKB, Guru IPA Harus Lebih Profesional Dan Moderat

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Boyolali- Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan di madrasah. Dalam rangka meningkatkan mutu Pendidikan, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPA Tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) Kabupaten Boyolali inisiasi Pelatihan PKB Guru IPA MTs se Kabupaten Boyolali yang diketui oleh Rais Ikhwanudin, S.Pd. M.Pd.

Dalam laporannya, Rais menyampaikan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 99 peserta ini dilaksanakan sebagai implementasi Program REP-MEQR Tahun Anggaran 2023, yang bertujuan untuk meningkatkan standar kompetensi Guru, dan pengembangan jenjang karir.

Tampak hadir Kepala Kemenag Kabupaten Boyolali, H.Taufiqur Rahman didampingi Pelaksana Seksi Pendidikan Madrasah, Pengawas Tingkat Madrasah, Koordinator Mapel IPA, para Pengurus MGMP IPA serta guru-guru IPA yang tergabung dalam MGMP IPA tingkat MTs se-Kabupaten Boyolali.

Dalam arahan dan sambutannya, Taufiq mengatakan bahwa kegiatan Pelatihan PKB MGMP IPA ini harus ber impact terhadap peningkatan profesionalime dan pengembangan jenjang karir.

“Melalui Pelatihan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini bukan hanya Standar Kompetensi Guru dan Profesionalismenya yang harus meningkat, jenjang karir juga harus diperhatikan, administrasi kenaikan pangkat disiapkan secara maksimal, jangan hanya berada di”zona nyaman”,ikuti assessment kepala madrasah sebagai salah satu indikator pengembangan karir.” ujarnya saat membuka secara resmi Pelatihan PKB di Aula Kemenag Boyolali, Selasa (22/8).

Lebih lanjut Taufiq mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran di lingkungan madrasah, peningkatan pemahaman dan literasi moderasi beragama menjadi sangat penting.

“ umat beragama saat ini menghadapi 3 tantangan besar, yakni cara pandang ekstrim, klaim kebenaran yang subyektif dan berkembangnya semangat beragama yang tidak selaras dengan kecintaan berbangsa dalam bingkai NKRI, maka dalam proses pembelajaran sangat penting memperkuat esensi ajaran agama, meningkatkan referensi dan kemampuan literasi moderasi beragama dan merawat keberagamaan serta keindonesiaan sekaligus”, tegasnya.

Diakhir sambutannya Taufiq berpesan bahwa Guru harus moderat, ada 4 indikator  yang harus dipenuhi sebagai syarat disebut Guru yang Moderat , yakni memiliki komitmen kebangsaan, menumbuhkan jiwa toleransi (tasamuh), anti kekerasan dan penerimaan serta penghormatan terhadap tradisi, dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. (FA/ZI/ZN/rf)