Kemah Rohani Katolik di Gereja Katolik St. Yohanes Evangelista Kudus

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kudus – Misdinar Gereja Katolik St. Yohanes Evangelista Kudus mengadakan Kemah Rohani pada tanggal 30 November – 01 Desember 2017 dengan tema “Menghargai Keutuhan Ciptaan  Bersama Orang Muda Dalam Konteks Multi-Kultural”. Acara Kemah Rohani ini dikemas dalam Temu Teman Misdinar Rayon Busidiana. 

Penyelenggara Katolik Bapak Emanuel Bambang Widyanarko, mengatakan: “aku, kamu dan kita bersatu dan berkumpul sebagai saudara adalah sesuatu yang indah.” Keseluruhan acara dipandu oleh Romo Leonardus Tina Kusuma MSF dan Suster Krista Yustina Susilawati PI melalui panggung utama dimana anak-anak diajak untuk bernyanyi menari melalui lagu-lagu yang penuh semangat. Pada sesi hari pertama, para perwakilan lintas Agama diberikan kesempatan untuk menyampaikan pandangan tentang Lingkungan Hijau berdasarkan pandangan Agama masing-masing. Remaja diajak untuk menggali bakat-bakat mereka dengan mencoba menjalani aktivitas sebagai reporter, fotografer, komunitas paduan suara dan lain-lain. Para peserta dibagi ke dalam kelompok dan diberi kesempatan untuk saling berdiskusi mencari tau apa yang ingin ditampilkan atau ditunjukkan dari kelompoknya.

Rangkaian acara ini ditutup dengan misa yang dipimpin oleh Romo Leonardus Tina Kusuma MSF. Dalam pengantar misanya, beliau menyampaikan betapa terharunya beliau dengan banyaknya remaja yang turut serta dalam kemah rohani ini. Lagi, beliau menyampaikan bahwa masa depan Gereja ada di tangan remaja-remaja.

Peserta dari Kudus 70 orang misdinar, Jepara 21 orang, Grobogan 26 orang, Gubug 21 orang, Pati 22 orang, Juwana 8 orang dan hadir pula perwakilan dari lintas Agama: Islam 22 orang, Hindu 22 orang, Buddha 22 orang, Kristen Protestan 22 orang. Selama dua hari satu malam tersebut, para peserta diberikan berbagai macam kegiatan berkenaan dengan tema panggilan di tengah maraknya teknologi.  Mengusung bentuk kemah rohani, para peserta diberi tenda untuk bermalam. Lokasi sudah disiapkan panitia sehingga peserta bisa fokus terhadap kegiatan dan materi yang disampaikan panitia.

Panitia yang terdiri dari suster dan pekerja muda Katolik secara langsung terlibat dalam penyampaian kegiatan terhadap para remaja. Dalam suatu sesi terlibat dialog dengan para peserta di tenda masing-masing, saling berdiskusi mengenai teknologi dan berbagi cerita mengenai panggilan. Para peserta pun diberi kesempatan untuk bertanya dan melihat kegiatan biarawan-biarawati dalam acara ini.(AA/bd)