Metode HOTS (Higher Order Thinking Skills) Kurikulum 2013

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Sukoharjo – Kelompok Keja Kepala Madrasah Ibtidaiyah (K3MI) Kabupaten Sukoharjo  melaksanakan workshop penulisan soal dengan pendekatan model Higher Order Thinking Skills (HOTS). Model ini sering dikenal dengan istilah menulis soal dengan berfikir tingkat tinggi. Kegiatan workshop dilaksanakan pada Sabtu (2/12) di Rumah Makan Soto Suharto, yang terletak di selatan terminal Sukoharjo.  Perserta berjumlah 110 guru  Madrasah Ibtidaiyah se-Kabupaten Sukoharjo.

Bahren Ahmadi selaku ketua K3MI menyampaikan 2 (dua) tujuan  dalam kegiatan ini, yaitu; 1) Meningkatnya pemahaman guru Madrasah Ibtidaiyah tentang konsep penyusunan soal HOTS untuk Pendampingan Kurikulum 2013; dan 2) Meningkatnya keterampilan guru Madrasah Ibtidaiyah untuk menyusun butir soal HOTS. Lebih lanjut disampaikan bahwa hasil suatu test tergantung dari alat test yang digunakan.

“Apabila  alat testnya standar maka hasilnya pun akan dapat dipertanggungjawabkan. Guru juga harus senantiasa mengikuti perkembangan kurikulum yang  yang berlaku,” terangnya.

Kegiatan  dimulai pukul 08.30 WIB dan dibuka oleh Ihsan Muhadi, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukoharjo.  Dalam sambutannya Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukoharjo sangat mengapresiasi kinerja Kelompok Kerja Kepala Madrasah Ibtidaiyah (K3MI) Kabupaten Sukoharjo yang senantiasa konsen terhadap peningkatan kualitas pendidikan baik terhadap siswa maupun gurunya.

Di samping itu Kepala Kemenag Kab. Sukoharjo mengapresiasi kekompakan K3MI Kabupaten Sukoharjo yang dikomandani oleh Bahren Ahmadi. Selain  sudah banyak prestasi yang diperoleh siswa siswi madrasah Ibtidaiyah , di bidang akademik maupun non akademik, baik di tingkat propinsi maupun nasional juga berkomitmen terhadap peningkatan profesionalisme guru.

Poin yang tidak kalah penting yang disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukoharjo adalah guru harus memililki 3 S, yaitu sudden, speed, dan surprise.

Sudden artinya mendadak yaitu aturan yang mendadak atau tiba-tiba seperti regulasi atau informasi. Speed artinya serba cepat yaitu informasi yang serba cepat, misalnya perubahan kurikulum atau perubahan aturan yang cepat. Surprise artinya mengejutkan perubahan yang terjadi mungkin tidak sesuai dengan harapan kita,” jelas Ihsan Muhadi.

Dalam menyikapi tiga hal tersebut maka guru harus siap.  Pada akhir sambutanya,  disampaikan bahwa guru  dalam mendidik hendaknya selalu mengikuti perkembangan zaman.

“Dalam mendidik hendaknya selalu mengikuti perkembangan anak sesuai dengan ,anak-anak akan mengalami masa yang berbeda dari zaman kita,”pintanya

Ada tiga materi yang menjadi penekanan dalam workshop, yaitu 1) Kaidah penulisan soal 2) Penulisan soal dengan model HOTS 3) Praktik membuat soal dengan model HOTS. Subeno selaku Narasumber menyampaikan Dimensi proses kognitif terdiri dari tiga hal yaitu ; 1) Low Order Thinking Skills (LOTS) 2). Medium Order Thinking Skills (MOT) 3). Higher Order Thinking Skills (HOTS). Tiga hal ini dikupas tuntas dari pagi hingga siang menjelang sore hari.

 “Untuk dapat membuat soal sampai pada tahapan HOTS maka harus dilakukan latihan, karena membuat soal adalah merupakan suatu keterampilan, yang terpenting adalah kita harus mampu merubah mind set, ” pungkasnya Subeno mengakhiri paparannya.

Moodel penulisan dengan HOTS tidak hanya digunakan untuk menulis soal pada mata pelajaran umum, namun juga digunakan pada mata pelajaran agama. (wied/Wul)