Pesona Busana Muslimah Jawa

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Sukoharjo – Dibelakang suami yang hebat itu ternyata ada istri yang hebat, di dalam prestasi anak-anak yang hebat disitupun ternyata ada ibu-ibu yang hebat. Hal tersebut disampaikan oleh Kakankemenag Kabupaten Sukoharjo, Ihsan Muhadi ketika membuka lomba peragaan busana ngadi sariro ngadi busono dengan mengambil tema busana tradisional jawa muslimah. Lomba tersebut di gelar di halaman Aula Kankemenag Rabu (20/12).

Lomba peragaan busana tersebut diinisiasi oleh Ibu-ibu pengurus Dharma Wanita Persatuan Kankemenag Kabupaten Sukoharjo dalam rangka memeriahkan Hari Amal Bakti (HAB) ke-72 Kementerian Agama Republik Indonesia, merayakan hari ulang tahun Dharmawanita sekaligus untuk memperingati Hari Ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember 2017.

Peran Ibu sangatlah luar biasa, seorang ibu dapat mendidik anak-anaknya menjadi hebat dan sekaligus dapat menciptakan sebuah keluarga yang hebat dan kuat pula.

“Bahkan jauh-jauh hari Rasulullah sudah mengatakan kepada kita sekalian, ibu itu mendapat rangking yang pertama untuk di-bakteni, setelah berbakti kepada Allah, Rasul memerintahkan kita untuk berbakti kepada Ibumu, Ibumu, Ibumu baru kepada Bapakmu. Itu menunjukkan bahwa ibu memiliki peran yang sangat penting,” tandas Kakankemenag.

Selain memiliki peran yang sangat penting di dalam keluarga, seorang ibu juga memiliki peran yang signifikan dalam kehidupan sosialnya. Misalnya dalam sebuah acara hajatan atau even kemasyarakatan pasti ditemukan peran serta seorang Ibu di berbagai hal, misalnya dalam hal hidangan yang disajikan dan busana yang dikenakan.

Salah satu manfaat yang ingin dipetik dari perlombaan ini adalah akan didapatkannya sebuah model berbusana yang dapat diaplikasikan ketika menghadiri kegiatan-kegiatan yang mensyaratkan penggunaan busana tradisional khususnya busana adat Jawa, namun demikian tetap mengedapankan dan menjunjung tinggi nilai-nilai syariat Islam.

”Kita pasti akan termasuk didalamnya, ketika ada hajatan atau kegiatan tertentu yang mana kita harus mampu menyesuaikan dengan busana tradisional tanpa meninggalkan unsur-unsur syar’i,” papar Ihsan.

Sebanyak 24 Ibu-ibu anggota Dharmawanita mengenakan busana tradisional Jawa dengan padu padan yang serasi namun tetap syar’i melangkah dengan anggun sepanjang karpet berwarna merah yang telah disediakan oleh Panitia, satu-persatu menampilkan hasil kreasi riasan wajah dalam balutan busana tradisional Jawa Muslimah.

Hadir sebagai dewan juri dalam perlombaan tersebut mereka-mereka yang sudah berpengalaman dan ahli dibidang tata rias dan tata busana. Wilis Mulyono Herlambang adalah praktisi yang pernah menjuarai berbagai perlombaan serupa hingga tingkat nasional sekaligus pernah menjadi pengajar ngudi sariro dan ngudi busana. Yusi Ihsan Muhadi Ketua Dharmawanita, dan Juri yang ketiga adalah Rani Suhamdi Pengurus di Tiara Muslimah.(djp/Wul)