Farhani Launching Pelayanan Satu Atap Pendaftaran Calon Jamaah Haji Kemenag Kudus

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kudus – Sebagai salah satu upaya untuk memberikan pelayanan yang prima khususnya bagi calon Jamaah Haji, Kemenag Kudus, pada hari Rabu 14 Februari 2018 bertempat di Aula Lantai II, mengadakan acara peresmian pelayanan satu atap bagi Calon Jamaah Haji Kabupaten Kudus.

Acara launching kemarin berlangsung dengan sederhana dan berkesan, karena dihadiri oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi Jawa Tengah.

Acara launching juga dihadiri oleh Perwakilan BPS BPIH, KBIH, Tokoh agama dan tokoh masyarakat, segenap unsur pejabat di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Kudus.

Dalam laporannya, Suudi selaku Kasi Haji dan Umroh dan ketua panitia penyelenggara acara memaparkan latar belakang pelayanan satu atap adalah sebagai bentuk pelayanan secara maksimal kepada masyarakat khususnya yang akan berangkat haji baik dalam pendaftaran hingga pelunasan. Dengan adanya sinergi yang baik antara Kemenag Kudus dan BPS BPIH  sehingga pelayanan satu atap dan satu pintu ini dapat diwujudkan. BPS BPIH yang memberikan kontribusi dalam pelayanan satu atap ini meliputi BRI Syariah, Permata Syariah, BPD Syariah dan Mega Syariah. Semoga kedepannya akan bertambah lagi BPS BPIH yang lainnya.

Secara All out, kita telah melakukan bentuk upaya pelaksanaan TUSI Kemenag dalam pendaftaran dan pelunasan haji, sehingga masyarakat dapat efesiensi waktu dan tenaga, dan dalam setiap harinya rata-rata kita dapat mengcaver 20 hingga 25 orang pendaftar haji, dan semoga dengan pelayanan satu pintu ini memberikan kontribusi positif yang menunjang indeks pelayanan prima Kemenag.

Dalam kesempatan yang sama, Noor Badi ucapkan selamat datang kepada tamu undangan dan memberikan apresiasi dengan di launchingnya pelayanan satu atap ini, seraya memohon doa restu semoga dengan di launchingnya pelayanan satu atap ini kedepannya Kemenag Kudus dapat memberikan pelayanan yang terbaik sehingga kepuasan masyarakat dapat tercapai.

Perwakilan BPS BPIH dalam sambutannya menjelaskan bahwa Jawa Tengah merupakan pelopor dalam pelayanan satu atap di bidang pendaftaran dan pelunasan haji, dan sebagai mitra Kemenag, kami siap untuk bersinergi dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, karena kita telah hidup di jaman Now sehingga dengan dukungan IPTEK yang memadai, pelayanan dapat cepat dan tepat dan jamaah calon haji menjadi puas.

Selanjutnya, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah dalam arahannya menuturkan bahwa agenda lounching ini merupakan bentuk kegiatan yang mulia dan semoga kedepannya, Kantor Kementerian Agama di seluruh Jawa Tengah dapat memberikan pelayanan satu atap dalam pendaftaran dan pelunasan haji.

Jika berbicara tentang pelayanan haji, yang menjadi memori awal adalah sampai kapan kita akan menunggu untuk berangkat haji, karena jumlah pendaftar haji di Jateng ada 606.000,- Jamaah dan kurun waktu daftar tunggu  21 tahun.

Akan tetapi sesuai dengan komitmen Kemenag untuk selalu memberikan pelayanan dan perubahan terkait dengan kuato keberangkatan, dipastikan sesuai dengan nomer urut porsi, sekalipun pejabat di lingkungan Kemenag sendiri.

Karena sesuai dengan 5 budaya kerja salah satunya memberikan keteladanan kepada masyarakat, seperti keteladanan uswatun khasanah yang telah dicontohkan oleh Rosulullah Muhammad SAW.

Harapan saya dengan launching pelayanan terpadu satu pintu ini dapat memotong mata rantai pelayanan khususnya pendaftaran haji, dan syukur alhamdulilah di tahun 2017 ini, Embarkasi Jawa Tengah mendapat penghargaan sebagai embarkasi terbaik di dalam memberikan pelayanan bagi jamaah haji. Jadikanlah prestasi ini sebagai acuan dan penyemangat untuk terus berinovasi di dalam mewujudkan pelayan prima kepada masyarakat.

Dan dengan adanya peningkatan Sumber Daya Manusia, dan kemitraan yang harmonis antara Kemenag dan BPS-BPIH, sehingga Kementerian Agama berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat Indonesia sehingga akan mendorong pada indeks kepuasan yang tinggi pada diri masyarakat. 

Acara lounching diakhiri dengan pemotongan pita sebagai tanda awal dibukanya pelayanan satu atap dan satu pintu.(Eti/bd)