FKUB Diminta Bantu Stop Isu Sara Menjelang Pilgub 2018

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Blora – Bupati Blora, Djoko Nugroho meminta Para Tokoh Agama dalam FKUB serta tokoh masyarakat untuk membantu menjaga suasana Kondusif dengan meminimalisir isu SARA baik dalam kampanye maupun media sosial apalagi menyebarkan berita Hoax.

Selain itu, bagi Polres Blora serta para penegak hukum lainnya untuk menindak tegas jika ada penyebar isu bermuatan Suku Agama dan Ras (SARA) dan kabar bohong dengan tujuan menganggu kondusifitas jelang digelarnya Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah 2018 ini, Pasalnya, hal tersebut menurut Bupati bisa mengancam keamanan wilayah mengingat saat ini sudah masuk tahapan kampanye Pilgub apalagi adanya fanatisme keagamaan.

“Saya minta pihak Kepolisian, TNI, Panwaslu dan KPU menindak tegas bagi pelaku penyebar isu yang bersifat SARA,maupun yang membuat tidak nyaman di media sosial. Kalau memang ada yang menyebar isu bersifat SARA tindak tegas saja, karena dampaknya itu jika tidak ditindak akan meluas dan mebahayakan dan juga kami minta tokoh Agama dan FKUB membantu mencegah umatnya untuk bersikap intoleransi,” tegasnya saat menghadiri Focus Grup Discussion (FGD) Cipta Kondisi Pilkada Damai dan Tolak Radikalisme di RM Mr.Green Jepon, Rabu (28/2).

Dalam acara yang diselenggarakan oleh Polres Blora itu, Bupati juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh jajaran Polres Blora dan aparat keamanan lainnya yang terus berupaya menjadikan Blora selalu aman dan kondusif. Ia meminta agar kondisi seperti ini terus diwujudkan melalui kebersamaan di tengah-tengah masyarakat.

“Atas nama Pemerintah dan masyakarat Blora kami ucapkan terimakasih atas kesiapsiagaan Polres Blora untuk terus menjaga Blora selalu nyaman, aman dan kondusif. Apalagi saat ini merupakan tahun politik, untuk itu agar wilayah selalu kondusif tentu perlu adanya kerja sama stakeholder terkait,” lanjutnya.

Bupati yang akrab disapa Pak Kokok ini menyatakan dalam waktu dekat pihaknya juga akan mengundang semua pihak yang hadir dalam FGD ini untuk mengikuti acara serupa sehingga semua masyarakat mengerti akan regulasi yang berlaku.

“Sosialisasi-sosialisasi untuk masyarakat dari Panwas, KPU, tentang peraturan peraturan juga penting bagi masyarakat, sehingga mereka nantinya bisa mengerti akan regulasi yang sudah di tentukan,” ucapnya.

Sementara itu Kapolres Blora AKBP Saptono SIK, MH dalam sambutannya menyatakan kesiapannya untuk terus menjaga keamanan kemanan Kabupaten Blora selama tahun politik baik tahapan Pilgub, Pileg hingga Pilpres tahun depan. Ia menyatakan salah satu cara untuk menjaga kondusifitas dalam rangka mewujudkan keamanan adalah dengan mengadakan FGD dan sinergitas bersama seluruh stakeholder.

“Seperti FGD ini dimaksudkan untuk meminimaliris banyaknya isu yang beredar di beberapa daerah baik di Jawa Tengah maupun di daerah lainnya menjelang Pilkada serentak. Kami mengajak semua bisa bijak dalam mendapatkan isu isu yang berkembang, baik isu politik maupun isu agama,” jelas kapolres Blora AKBP Saptono S.I.K M.H

Kapolres juga mengajak para tokoh agama yang hadir bisa memberikan pemahaman bagi para warga agar tidak terpengaruh dengan adanya isu isu yang berkembang di beberapa daerah dan menyikapinya dengan adem ayem saja.

“Kami sangat berterima kasih kepada masyarakat Blora, yang tetap kondusif dengan adanya isu isu agama maupun isu lainnya,” lanjutnya.

Kapolres yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial ini juga menghimbau seluruh jajarn Kepolisian, Panwaslu, dan KPU untuk menjaga agar pilkada atau Pilgub bisa bersih baik dari kampanye hitam maupun money politik.

Turut hadir dalam kesempatan itu, Kepala Kankemenag Blora, Nuril Anwar, Organisasi masyarakat, FKUB, KPU, Panwaslu dan pimpinan Parpol se Kab. Blora.

Sementara itu, kepala kankemenag Blora Nuril Anwar menyampaikan bahwa acara tersebut sangat penting untuk memberikan pemahaman pentingnya menghargai perbedaan bagi tokoh agama terutama FKUB mengingat tahun  politik seperti Pilgub ini sangat rawan dengan sikap radikalisme maupun isu SARA serta perpecahan umat beragama sehingga harus diwaspadai terutama tokoh agama dalam FKUB. (ima/ bd)