Pelepasan Burung Dan Campursari Buddhis Meriahkan Dharmasanti Waisak Kudus

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Namo Buddhaya,

Kudus (5/7) –  puncak perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak 2562 BE/2018 Dharmasanti Waisak sekabupaten Kudus dilaksanakan di Puri Colo Desa Colo Kecamatan Dawe, dihadiri Kepala Kantor Kesbangpol Kabupaten Kudus (Drs. Eko Hari Djatmiko, M.Si), DPRD Kabupaten Kudus (Ngateman, S.Pd), Kasubag TU Kementerian Agama Kabupaten Kudus (Drs. H. Jamilun, M.Si), Penyuluh Agama Buddha Kemenag Kudus (Kiswati, S.Ag),  Forkompimda Kab. Kudus, Camat Dawe dan Forkompimcam seKabupaten Kudus, dan Bhikkhu Sangha Jawa Tengah. Hadir pula Kepala Desa Colo, pengurus FKUB, Ketua Majelis Agama Buddha Kab. Kudus, tokoh lintas agama dan tokoh masyarakat.

 Tujuan perayaan Dharmasanti Waisak 2562 BE/2018 adalah (1) mengingatkan umat Buddha tentang riwayat hidup Sang Buddha Gautama yang patut dijadikan contoh dan tauladan yang sempurna, (2) ajaran Sang Buddha selalu meningkatkan kerukunan dan rasa kebersamaan serta kompak dalam melaksanakan kebajikan, (3) mendukung Pemerintah dalam melaksanakan Tri Kerukunan (rukun intern umat Buddha, rukun antar umat beragama, rukun antar umat beragama dengan Pemerintah) jelas Ketua Panitia, Supriyadi.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kementerian Agama Kabupaten Kudus, Bapak Drs. H. Jamilun, M.Si dalam sambutannya mewakili Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus menjelaskan dalam hidup bersosial bermasyarakat sangatlah penting selalu ditanamkan sikap saling menghargai, tepo sliro niscaya keharmonisan intern dan antar umat beragama akan selalu terjalin. Hal ini sejalan dengan tema yang diusung kali ini yaitu “Harmoni dalam kebhinnekaan untuk bangsa” bersifat universal, artinya berlaku bagi semua manusia, berbagai suku, ras, agama dan adat. Rasa menghargai dan menghormati itulah akan tercipta sebuah perdamaian dan kerukunan yang merupakan bagian dari kebhinekaan. Harmoni dalam keberagaman ini akan melahirkan sebuah kedamaian, karena itulah membangun kesadaran sejak dari dalam pikiran perlu ditanamkan pada diri kita masing-masing.

Kiswati, S.Ag Penyuluh Agama Buddha Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus selaku Pembina umat Buddha di Kabupaten Kudus ini dalam sambutannya mewakili Pembimas Buddha Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah juga menegaskan bahwa umat Buddha harus bisa mengaplikasikan ajaran Buddha dengan menghargai segala bentuk perbedaan demi terciptanya kerukunan bangsa. Karena perbedaan itu justru menjadi sumber kekuatan, bukan menjadi sumber perpecahan. Sampai akhirnya terbentuklah Indonesia, dengan Bhinneka Tunggal Ika, berbeda tetapi tetap satu. Umat Buddha diharapkan dapat menjadikan peringatan Waisak sebagai momentum mempererat kembali tali kebhinnekaan yang harus dijaga dan dihargai. Mari bersama-sama senantiasa menghargai siapapun latar belakangnya, kita sebagai sesama manusia, imbuh beliau.

Drs. Eko Hari Djatmiko dalam sambutannya mewakili Bupati Kudus menyampaikan harmonisasi intern dan antar umat beragama harus selalu dijaga dilestarikan dan dikembangkan demi menuju Indonesia satu khususnya menciptakan kudus sebagai barometer perdamaian antar umat beragama. Karya nyata harmoni bisa diwujudkan melalui ajang kegiatan kepemudaan lintas agama dalam kesenian dan kebudayaan dalam waktu dekat akan dipikirkan model kegiatan pemuda dalam menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia.

Kebersamaan adalah kunci utama agar bisa hidup harmonis. Seperti perayaan Dharmasanti Waisak ini berawal dari perbedaan pemikiran wujudkan persamaan dari perbedaan.  Wujud harmoni yaitu bisa melatih diri hidup berkesadaran sesuai ajaran Buddha untuk berperilaku harmoni dengan melatih diri dan memahami bahwa segala sesuatu itu adalah Anicca (perubahan tidak kekal). Mengerti perbedaan dengan memiliki itikad baik, pemahaman tentang pendewasaan diri dan dapat mengimplementasikan Tri Kerukunan Umat Beragama. Dimana hal itu sesuai sabda Buddha dalam Dhammapada dimana umat Buddha dan kita semuanya juga wajib untuk memiliki kesadaran diri akan arti pentingnya menciptakan dan menjaga keharmonisan. Itulah pesan Dhamma yang disampaikan Bhikkhu Ditthi Sampano Thera.

Panitia Waisak dengan semangat yang tidak kenal lelah dan pengorbanan baik materiil maupun spiritual maka puncak acara Dharmasanti Waisak dapat berjalan lancar dan sukses, juga berkat kerjasama yang baik dari semua unsur dan donator yang turut membantu kesuksesan acara ini. Semoga dengan peduli Panitia Waisak ini, kami umat Buddha dapat bersuka cita, semua umat beragama turut serta bergembira merayakan puncak acara Tri Suci Waisak Dharmasanti Waisak Bersama se-kabupaten Kudus di Puri Colo, Desa Colo, Kec. Dawe Kab. Kudus dengan disuguhkan hiburan campursari Buddhis “Wahyu Candi Laras” dari Jakarta dan pelepasan burung sejumlah 50 ekor. Semua tamu undangan merasakan senang bersatu dalam keberagaman dan gembira dalam kebersamaan.

Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatha,

Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia. Kiswati, S.Ag-wwk/bd