081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Bentuk Mindset Kerukunan, Fkub Boyolali Adakan Sarasehan Kerukunan Pemuda Antar Agama

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Boyolali –  Pemerintah Indonesia tidak henti hentinya melakukan kegiatan dalam rangka menciptakan Kerukunan Umat Beragama. Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat multi agama, multi etnis dan multi cultural. Berkalitan dengan hal tersebut, nenek moyang bangsa Indonesia telah mewariskan sikap toleransi, penuh kedamaian serta sikap pluralisme dalam bermasyarakat.

FKUB Kabupaten Boyolali bekerja sama dengan Kementerian Agama menggelar Sarasehan Kerukunan Pemuda Antar Agama dalam rangka Menciptakan Pemilu Damai di Kabupaten Boyolali Kamis, (20/9) di Aula Kesbangpol . Peserta yang dihadirkan adalah pimpinan dari ormas pemuda lintas agama se kabupaten Boyolali sejumlah 100 orang.

Dalam sambutannya, Ketua FKUB Kabupaten Boyolali, H. Habib Masturi menyampaikan , Indonesia akan menyelenggarakan pesta demokrasi lima tahunan di Tahun 2019. Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 ini akan menentukan Presiden dan Wakil Presiden serta anggota legislatif yang tahapannya sudah dimulai beberapa waktu yang lalu. Peran pemuda sangatlah signifikan dalam menciptakan pemilu damai, hal yang sering terjadi dalam prosesi pemilu adalah intoleransi. Mulai dari sudut kampung hingga di pusat kota terjadi proses pelemahan toleransi sebagai akibat dari ketatnya persaingan yang terjadi dan seringkali hanya karena perbedaan pilihan kandidat suatu keluarga atau masyarakat yang awalnya rukun harus saling bertentangan satu sama lain. Bahkan parahnya lagi, seringkali terjadi konflik of interest yg berkepanjangan antar golongan, antar suku maupun antar agama.

“Pada 2019 nanti Indonesia akan menggelar pesta demokrasi, Sangat rentan terjadi tindakan intoleransi di sekitar kita, disinilah peran pemuda untuk mencegah kemungkinan tindakan intoleransi yang akan terjadi,” ujar Masturi.

Sementara itu, Kepala Kesbangpol, Sabarudin menyampaikan  bahwa kegiatan ini sangat positif dilaksanakan mengingat tahun 2019 merupakan tahun pesta demokrasi yang sarat dengan unsur politik. Sebagai kelompok yang memiliki idealisme yang tinggi, pemuda mempunyai posisi yang kuat, posisi yang tidak mudah digoyahkan, dan posisi yang independen

Oleh sebab itu, lanjut Sabarudin, sebagai pemuda hendaklah dapat mengawal proses Pemilu tahun 2019 menjadi Pemilu yang Damai. Sudah kita buktikan pada Pilgub Jawa Tengah kemaren, dapat berlangsung dengan Demokratis dan Damai.

“Pada Pemilu tahun depan ini nanti, Pemuda harus menjadi Garda Depan dalam menjaga Kerukunan, Toleransi dan keberagaman di Wilayah Boyolali,” pungkasnya(ZN/rf)