Membuka Pintu Masa Depan di MTsN 6 Boyolali

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Boyolali (Humas MTsN 6) – MTs Negeri 6 Boyolali bagi guru, karyawan, dan siswa siswinya adalah belahan jiwa. Karena itu, mereka membangun madrasah itu senyaman mungkin hingga penghuninya merasa bahagia. Lewat berbagai macam agenda Madrasah, mereka juga membangun nama baiknya. Salah satunya adalah Kompetisi Sains Madrasah (KSM), yang diikuti salah satu siswi MTs Negeri 6 Boyolali, Salsabila Azaqi Quri Quraani, kelas 9G. Pada sekumpulan Piala dan penghargaan yang ada di Hall Madrasah, Salsabila menambah satu piala lagi medali emas Tingkat Nasional untuk Mata pelajaran IPS Terpadu terintegrasi.

Kepala MTs Negeri 6 Boyolali, Nur Hudaya Sholichin, mengatakan,” tujuan  dari KSM adalah menyediakan  wahana  bagi  siswa  Madrasah  untuk  mengembangkan  bakat dan minat di bidang sains, dan memberikan kesempatan yang sama bagi siswa madrasah dalam belajar, berkreatifitas dan berprestasi”.

Bahkan Afifah Alhida sebagai salah satu Tim pembimbing Salsabila, mengajarkan dan membagi Ilmunya dengan sangat terbuka, seperti tak ada sekat antar ruang. Perpustakaan dan ruang-ruang kelas menjadi tempat belajar di Madrasah. Ilmu-ilmu dan doa dipanjatkan di manapun. Sering sekali mereka bertransfer ilmu sebelum kepergian Salsabila ke Bengkulu. Untuk membuat Salsabila tambah berprestasi, madrasah sampai membeli banyak buku materi IPS Terpadu Terintegrasi. Buku-buku itu lantas bersanding dengan koleksi buku-buku lainnya yang tertata rapi hampir di semua sudut perpustakaan.

 “Salsabila itu anak yang rajin, bahkan kalau dia pas bermain  pun pasti membawa buku,” kata Afifah Alhida sambil melirik Salsabila.

Lomba KSM tahun 2018 dimulai dari tingkat Kabupaten Boyolali, di MTs Negeri 1 Boyolali. Salsabila mendapat juara satu. Kemudian tanggal 25 Juli di KSM tingkat Provinsi di Pemalang Jawa Tengah, dia mendapat peringkat ke lima. Namun dia masuk 26 besar tingkat Nasional. Sehingga berhak mengikuti KSM tingkat Nasional di Bengkulu mewakili Tim Jawa Tengah. Dan pada akhirnya pada tanggal 24 sampai 29 September 2018  KSM Nasional di Bengkulu, Salsabila mendapat medali emas pada mata Pelajaran IPS Terpadu Terintegrasi.

Menurut pendamping Muta’alin, keberhasilan Salsabila Azaki Quri Qurani ini tidak lepas dari ketekunan dan doa orang tua serta usaha tim IPS MTsN 6 Boyolali dan doa dari seluruh guru karyawan yang dikabulkan oleh Allah SWT.  Pendamping selalu mengingatkan menguatkan secara psykologis agar tetap tenang sabar dan selalu berdoa.

Bagi Nur Hudaya Sholichin keseluruhan lomba KSM sangat istimewa dan membawa kejutan yang sulit dilupakan. Medali emas , tak sekedar harus membanggakan, tetapi juga bisa membuat Keluarga besar MTs Negeri 6 Boyolali bahagia, merekahkan senyum lebar. Bila perlu, hingga sujud syukur. Kejutan masih berlanjut ketika Salsabila benar- benar mendapat medali emas. Ini tampaknya salah satu hasil didikan Tim guru IPS, yang dipraktekan oleh Salsabila pada KSM Nasional di Bengkulu. Salsabila, yang biasanya tampil “pendiam dan sederhana”, di tangan Muta’alin, salah satu Tim Guru IPS berubah layaknya siswi yang cerdas, cermat, brillian, dan tenang. Dari Guru-guru dan siswa siswi MTs Negeri 6 Boyolali juga meluncur doa-doa yang hangat bercampur harapan, untuk Salsabila. Begitu lembutnya doa-doa itu, hingga guru-guru malah sempat merasakan suasana madrasah sangat tenang satu hari sebelum pengumuman pemenang KSM. Rasa tenang itu meleleh perlahan-lahan saat dibekap kehangatan pengumuman menjadi juara satu. Jejak doa dan harapan pupus tuntas. Dan Tim Guru IPS memang tak sekedar pandai, tetapi juga penghibur dan motivator ulung yang menjadikan Salsabila selalu termotivasi. Dan Kepala MTs Negeri 6 Boyolali, Nur Hudaya Sholichin, mendapat ucapan selamat atas keberhasilannya membawa anak didik, Salsabila mendapat Medali emas Nasional dari berbagai pihak.

“Bertanding meraih prestasi itu sepatutnya menjadi pengalaman yang menyenangkan, jangan dipertanyakan mendapat emas, perak,atau perunggu, tapi bertanyalah bagaimana perjuangannya. Alhamdulillah dengan perjuangan yang ikhlas mendapat emas, ”ujar Muchtar, Waka Sarpras MTs Negeri 6 Boyolali setelah mengetahui Salsabila menjadi juara satu.

Bagaimanapun, Salsabila telah membawa dan menjadikan MTs Negeri 6 Boyolali menjadi salah satu madrasah terbaik di Indonesia pada mata pelajaran IPS Terpadu Terintegrasi. Untuk keberhasilan tersebut pantas jika MTs Negeri 6  Boyolali memberi apresiasi kepada salsabila berupa 1 buah laptop disamping juga apresiasi dari dewan guru dan karyawan memberikan beasiswa sebesar Rp. 1.250.000,-. Untuk bekal masa depan pendidikannya. Salsabila yang hampir tiga tahun belajar di MTs Negeri 6 Boyolali tak melupakan akar identitasnya sebagai seorang siswi Madrasah. Kendati demikian, dia tetap begitu menghayati kekhasan dirinya sebagai seorang murid  yang banyak dipengaruhi identitas Keislaman yang kental dalam kehidupan sehari – hari. (Adrenalin/Jaim/rf)