Pengolah Data PAIS Memajukan Manajemen Pendidikan Agama Islam

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Grobogan – Education Management Information System (EMIS) adalah sebuah instrumen yang menjadi ujung tombak Ditjen Pendis dalam pengelolaan data dan sistem informasi pendidikan Islam. Dan untuk meningkatkan kualitas ilmu Pendidikan Agama Islam bagi guru PAI Kantor Kemenag Kab.Grobogan melalui Seksi PAIS Kemenag Kab.Grobogan menggelar kegiatan sosialisasi penguatan tenaga pengolah data PAI yang dilaksanakan di rumah makan Sukarasa Purwodadi, Selasa (12/03).

Kepala Seksi Pais Roziqun mengatakan, tujuan kegiatan sosialisasi ini adalah untuk meningkatan kualitas ilmu Pendidikan Agama Islam dalam hal pelayanan penguatan data dengan mengundang 40 guru PAI dan narasumber dari Bidang PAIS Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah.

“Kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan sebagai data PAIS yang disebut EMIS. Emis adalah satu satunya pintu yang dimiliki Kemenag dalam rangka untuk mendapatkan data. Dengan adanya data emis ini ke depan guru harus bisa mengakses laporannya ke data emis,” kata Roziqun.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Grobogan Hidayat Maskur dalam sambutannya sekaligus membuka kegiatan ini menyampaikan bahwa data merupakan hal yang sangat penting. Oleh karenanya akurasi data dari satu pintu sebagaimana EMIS ini harus dilaksanakan dengan teliti dan cermat, karena data tidak hanya sebagai sumber informasi tetapi juga sumber kebijakan. Dengan maksud tersebut, pemutakhiran data adalah hal mutlak yang harus dilakukan, mengingat dinamika pendidikan selalu mengalami perubahan tiap semester atau tahun pelajaran.

“Bahwa kegiatan ini sebagai salah satu upaya memajukan Pendidikan Agama Islam dari segi manajemen pengelolaannya. Oleh karenanya para peserta untuk dapat mengikuti kegiatan dengan baik agar dapat memahami dan mengetahui cara pengisian format data sesuai petunjuk secara lengkap dan akurat, menurut mekanisme dan waktu yang telah ditetapkan,” ungkap Kepala Kemenag.

EMIS online merupakan salah satu solusi atas kelemahan dalam mengelola data pendidikan Islam. EMIS online berguna untuk mendukung perencanaan dan pengambilan kebijakan. Data jangan dianggap hanya angka-angka yang tidak punya makna.

“Membangun data itu mahal dan sulit, tetapi akan jauh lebih mahal dan sulit jika membangun tanpa data,” jelas Hidayat.

Untuk memperoleh manfaat yang maksimal, pemutakhiran data EMIS harus dilakukan secara periodik. Sebaik apapun aplikasi yang tersedia tidak akan ada artinya bila tidak dimanfaatkan dan tidak mendapat dukungan sumber data.

“Mari kita mutakhirkan data Pendidikan Agama Islam secara periodik melalui EMIS online sehingga mampu menyajikan data yang lengkap, akurat dan tepat waktu,” pungkasnya. (bd/gt)