Pelatihan Implementasi Computational Thinking di MAN 2 Kudus

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kudus- Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kudus mengadakan kegiatan Pelatihan Implementasi Computational Thinking untuk seluruh jajaran pendidik dan tenaga kependidikan. Kegiatan berlangsung pada hari Kamis, 25 Februari 2021,  diawali dengan pembukaan di ruang UPBA (Unit Pengembangan Bahasa Asing), dilanjutkan pembagian kelompok di tiga ruang agar pelatihan lebih efektif dan tetap memerhatikan protokoler kesehatan.

Bertindak sebagai narasumber adalah para dosen IAIN Salatiga yang tergabung dalam tim biro Bebras yang terdiri dari enam orang, yaitu Munajat, Ph.D., Mei Prabowo, M.Kom., Rini Verary Shanthi, M.Si, Imam Azro'i, M.Sc,  Isyrokh Fuaidi, L.Lm dan Fira Nadliratul Afrida, M.Pd. Komunitas Bebras Indonesia adalah perhimpunan perguruan tinggi/institusi/ perusahaan/asosiasi yang bertujuan untuk memajukan computational thinking, dan mengadakan bahan belajar serta kegiatan-kegiatan edukatif bertema computational thinking untuk siswa Indonesia. Komunitas Bebras Indonesia dalam melakukan kegiatannya menginduk ke Bebras Community dunia.

Dalam pelatihan ini para guru dan pegawai MAN 2 Kudus dilatih untuk mempunyai kemampuan berpikir Computational Thinking (CT), yaitu mengajarkan bagaimana berpikir seperti cara ilmuwan berpikir untuk menyelesaikan permasalahan di dunia nyata.  CT berarti berpikir untuk menciptakan dan menggunakan beberapa tingkatan abstraksi, mulai memahami persoalan sehingga mengusulkan pemecahan solusi yang efektif, efisien, dan aman. CT adalah sebuah cara berpikir untuk memecahkan persoalan, merancang system dan memahami perilaku manusia. Seluruh peserta sangat antusias mengikuti pelatihan ini karena disampaikan dengan komunikatif, menantang, dan menarik oleh tim Bebras.

Kepala MAN 2 Kudus, Shofi, menyambut baik kegiatan pelatihan ini. Shofi berharap dengan penambahan kemampuan CT bagi pendidik dan tenaga pendidikan ini bisa semakin meningkatkan prestasi MAN 2 Kudus, baik prestasi akademik maupun non akademik. Lebih jauh lagi, para pendidik diharapkan bias menambahkan unsur CT dalam pembelajaran kepada peserta didik agar mutu pendidikan di Indonesia meningkat di mata dunia.(Wartamandaku/wwk/bd)