Pondok Moderen Tazakka Gelar Amaliyah Tadris

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Batang – Sebagai bentuk pemantapan dan untuk melihat kemampuan santrinya Pondok Pesantren Moderen (PPM) Tazakka Kabupaten Batang baru-baru ini mengadakan kegiatan Amaliyah Tadris yaitu kegiatan Praktik Mengajar bagi santri kelas VI pada Selasa (16/03) yang lalu.

 Wakil Direktur Pondok Pesantren Modern Tazakka H. Hakim As-Shidqi dalam keterangannya mengatakan bahwa amaliyah tadris adalah kegiatan praktik mengajar seperti layaknya micro teaching. Pada semua santri kelas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan.

“Setiap santri kelas VI akan mendapatkan giliran praktik mengajar atau amaliyah tadris ini, satu per satu selama sekitar 10 hari ke depan di kelas I hingga kelas III dengan materi yang telah ditentukan, cara yang diterapkan disini, bila salah satu santri melaksanakan praktek mengajar, rekan-rekan lainnya berdiri di kelas itu dan memperhatikan semua yang dilakukan oleh santri praktik sembari mencari dan menemukan kekeliruan dalam proses mengajar, kekeliruan berupa metode, materi,  maupun sikap akan didiskusikan diforum kelompok usai praktek yang dibimbing dua guru, mereka akan mendiskusikannya dan melakukan evaluasi-evaluasi sesuai kaidah pendidikan dan pengajaran yang dianut Pondok Modern Tazakka,” ujar H. Hakim As-Shidqi .

Dia juga mengatakan bahwa setiap santri kelas VI diwajibkan membuat persiapan bahan ajar atau Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP). Apa saja yang akan dilakukan dan disampaikan di depan kelas di hadapan murid-murid harus ditulis semua dengan sistematika penulisan yang sudah sesuai ketentuan Pondok .

“Sebelum amaliyah tadris ini, selama kurang lebih 3 hari, para santri kelas VI dibekali dengan beberapa seminar dan workshop tentang pendidikan dan pengajaran, meliputi aspek filosofi, teori, metode, pola, psikologi pendidikan dan hal-hal penting mendasar lainnya sebagai bekal santri praktik,“ jelasnya .

Sementara itu Pengasuh utama Pondok Moderen Tazakka KH. Anang Rikza Masyhadi, dalam keterangannya menjelaskan bahwa semua yang dilakukan oleh pondok ini bukan semata-mata soal teknis mengajar dan menjadi guru formal. Tapi ini bagian dari pendidikan kepemimpinan untuk seluruh siswa kelas VI, artinya santri kelas VI harus dibekali dengan konten dan metode untuk bisa tampil di publik dengan persiapan yang terukur dan sistematis, dan harus siap dikritisi oleh banyak orang.

“Pemimpin itu akan menjadi pusat perhatian, jadi harus siap dan semua mata akan tertuju kepadanya, maka ia harus bisa melihat ke dalam dirinya sendiri (introspeksi) sudah layakkah, sudah benarkah, dan sudah tepatkan . Pemimpin harus bisa meminimalisi kesalahan-kesalahan yang tidak perlu, ”  jelas KH. Anang Rikza Masyhadi .

Dia juga menegaskan bahwa amaliyah tadris ini adalah bagian dari sistem pendidikan di KMI Tazakka. Maka, sesuai nomenklatur satuan pendidikan di Tazakka yaitu  Kulliyatul Mu’allimin Al-Islamiyyah (KMI) bermakna tempat persemaian guru-guru muslim yang cakap dan mumpuni.(Sis/Zy/qq).