Kakanwil Ajak Tanamkan Jargon Majeng Dalam Bekerja

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

* Kakanwil Kemenag Prov. Jateng H. Musta’in Ahmad sedang memberikan pembinaan pada Kepala KUA, Penghulu dan pengelola BOP KUA Kecamatan se Kab. Batang

Batang – Bermaksud memberikan pemahaman tentang Biaya Operasional (BOP) KUA Kecamatan se Kabupaten Batang dan penguatan tentang program revitalisasi KUA, serta pembangunan zona integritas, Kakanwil Kemenag Prov. Jateng melakukan pembinaan langsung pada Rabu, (22/11) di Tirta Asri Resto Limpung Batang. Hadir dalam acara itu Kakanwil Kemenag Prov. Jateng, Kepala Kantor Kemenag Kab. Batang, Ka.Subag.TU, Para Kasi dan Penyelenggara Zakat Wakaf, Kepala KUA Kecamatan, Penghulu dan para pengelola BOP.

Dalam sambutannya Ka.kankemenag Kab. Batang H.M. Aqsho menyampaikan selamat datang dan terimakasih pada Kakanwil atas berkenannya secara pribadi menghadiri acara ini, juga dia melaporkan kondisi KUA Kecamatan baik secara kwantitas maupun kwalitas.

“ Kemenag Kab. Batang memiliki 15 KUA Kecamatan dan hingga kini dalam kondisi aktif melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing, namun Kepala KUAnya tinggal 14 karena yang satu memasuki masa pensiun,” kata H.M. Aqsho membuka laporannya.

Setelah diloncingnya program revitalisasi KUA menurutnya Batang mulai berbenah diri salah satunya penataan personal maupun layanan KUA yang lebih ditingkatkan.

“Program revitalisasi KUA yang merupakan salah satu program prioritas dari Menteri Agama telah mulai direalisasi oleh seluruh KUA Kecamatan, diantaranya penataan personal maupun pengembangan layanan masyarakat,” tuturnya.

Dia juga menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi dan penguatan pada KUA tentang pengertiaan, pemahaman dan pengejawantahan moderasi beragama, menurutnya seluruh potensi KUA telah dipahamkan apa yang maksudkan moderasi beragama itu.

“ Seluruh potensi KUA baik Kepala,Penghulu,Penyuluh maupun ASN telah kita berikan pemahaman tentang moderasi beragama, dan mereka adalah agen moderasi agama yang langsung berhadapan dengan masyarakat,” tegasnya.

* Kakankemenag Kab Batang H.M. Aqsho menyampaikan kesiapan seluruh KUA Kecamatan menjadi agen moderasi beragama yang akan mengedukasi masyarakat secara langsung

Sementara itu Kakanwil Kemenag Prov.Jateng H.Musta’in Ahmad dalam pembinaannya mengajak pada seluruh potensi Kemenag dan KUA untuk menggunakan jargon Majeng yang merupakan materi akselerasi programnya saat mengikuti asesmen sebagai kakanwil waktu itu. Menurutnya majeng  adalah bahasa halus dari maju. Suasana batiniyah ini penting agar kita tidak kehilangan konsentrasi, apa yang kita kerjakan hari ini harus lebih baik.

Majeng itu harapanya hari ini harus lebih baik dari kemaren, dan hari besuk harus lebih baik dengan hari ini, majeng mengandung pesan moderat, akuntabel, jernih, ngayomi, ini adalah alat ketika kita sedang dihadapkan pada persoalan yang harus kita selesaikan,” tegas Kakanwil

Dia melanjutkan “ Majeng bukan hanya sebuah jargon untuk bersorak dan berteriak saja namun ini adalah cara untuk dapat merekayasa diri kita membuat strategi saat kita dihadapkan pada persoalan yang datang tanpa diduga maka itu menjadi pondasinya,” tambahnya.

Menyinggung tentang pembangunan reformasi birokrasi, Kakanwil mengambarkan bahwa dulu kemenag menyatakan dirinya sebagai instansi yang sudah Wilayah Bebas Korupsi (WBK) tetapi tidak pernah ikut secara resmi penilainnya oleh Menpanrb. Dia menganalogikan sebuah perlombaan itu digelar di gelanggang resmi dengan penilaian oleh para juri, namun kita berlari diluar gelanggang, maka secepat apapun kita tetap yang akan menerima piala bersetempel adalah mereka yang ada digelanggang.

“Pembangunan zona integritas kita akan beda kalau kemudian sudah ditetapkan oleh tim penilai internal kemenag sebagai WBK kalau sudah dinilai oleh tim nasional dari Menpanrb, namun selama ini kita belum,” jelasnya.

Maka katanya, pada Desember 2020 yang lalu dia meminta seluruh kemenag kabupaten kota bersama kanwil mendaftarkan pada sekjen kemenag melalui biro ortala untuk melakukan penilaian reformasi birokrasi dengan membangun zona integritas yang dibuat secara mandiri.

“ Hasilnya ada 120 satker seindonesia lolos oleh tim internal, maka turunlah irjend, litbank dan biro ortala untuk melihat penilaian mandiri oleh kanwil, dan menyodorkan 54 satker ke menpanrb lolos secara internal adalah 25 satker 15 diantaranya dari Jawa Tengah,” tuturnya.

Dibagian akhir H. Musta’in mengajak pada seluruh pejabat Batang untuk segera menyiapkan penilaian zona integritas itu secepatnya kalau perlu jangan sampai tahun 2022, bila Batang kompak maka pasti akan berhasil WBK. (Zy)