Menjalani Kehidupan Pernikahan Butuh Perencanaan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
* Slamet Hasanudin Penyuluh Agama Islam Kecamatan Batang sedang menyampaikan permainan pada bimbingan perkawinan pra nikah mandiri di balai nikah KUA Kecamatan Batang

Batang – Pada kesempatan Bimbingan perkawinan mandiri bagi Calon pengantin yang dilaksanakan hari Kamis (11/11) yang lalu dibalai nikah, kali ini KUA Kecamatan Batang mendatangkan pemateri dari PLKB. Adapun peserta yang hadir sebanyak 24 pasang Calon pengantin yang sudah mendaftar akan melangsungkan pernikahan, mereka sangat antusias menyimak paparan semua materi.

Slamet Hasanudin, Penyuluh Agama Islam Kecamatan Batang melalui sebuah permainan berusaha menjelaskan kepada para catin tentang pentingnya memahami perbedaan yang akan muncul dalam kehidupan keluarga. Perbedaan itu terkadang akan memunculkan konflik  dalam rumah tangga. Kalau sudah menemui konflik, pasangan suami istri harus bisa menyelesaikannya melalui musyawarah antar keduanya.

“Suami istri harus siap secara mental saat menghadapi perbedaan yang akan muncul dalam kehidupan keluarga. Perbedaan itu terkadang akan memunculkan konflik  dalam rumah tangga. Kalau sudah menemui konflik, pasangan suami istri harus bisa menyelesaikannya melalui musyawarah antar keduanya,” jelas Slamet Hasanudin.

* Penyuluh KB Kecamatan Batang Zaenal sedang menyampaikan materi tentang keluarga berencana pada peserta bimbingan perkawinan

Sementara itu, Penyuluh KB Kecamatan Batang Zaenal memaparkan bahwa seperti halnya pesta pernikahan yang butuh persiapan panjang, kehidupan setelah menikah seharusnya juga dipersiapkan secara matang. Termasuk soal kapan ingin memiliki anak dan jumlahnya. Sayangnya, diskusi tentang rencana membangun keluarga itu sering luput dari persiapan pasangan yang akan menikah. Padahal, bisa saja ada rencana-rencana yang masih ingin diwujudkan sebelum memiliki anak.

” Kehidupan setelah menikah harus juga dipersiapkan secara matang seperti kapan ingin memiliki anak dan jumlahnya. Sayangnya, diskusi tentang rencana membangun keluarga itu sering luput dari persiapan pasangan yang akan menikah. Padahal, bisa saja ada rencana-rencana yang masih ingin diwujudkan sebelum memiliki anak,” papar Zaenal.

Dia menambahkan bahwa perencanaan kehamilan perlu dibicarakan oleh setiap pasangan yang berencana untuk menikah karena hal itu memiliki beberapa manfaat. Pertama, perencanaan bermanfaat untuk menghindari jarak kehamilan yang terlalu muda, tua ataupun jarak antara kehamilan yang dekat. Sebab, ketiga kondisi kehamilan ini dapat meningkatkan beragam risiko gangguan kesehatan reproduksi yang merugikan perempuan. Kedua, Kehamilan yang dipersiapkan dan diatur jaraknya juga akan mencegah terjadinya gangguan fisik dan psikologis. Merencanakan kehamilan adalah meningkatkan kualitas diri dan mewujudkan mimpi untuk menjadi keluarga yang harmonis.

“ Rencana akan hamil seharusnya perlu dibicarakan bersama karena itu akan berdampak baik seperti mengatur jarak kehamilan ini sangat penting karena akan mencegah terjadinya gangguan fisik dan psikologis,” tuturnya. (Hasanudin / Zy)