Kasi Bimas Ajak Penyuluh Agama Buat Film Edukasi Pengaturan Volume Pengeras Suara Azan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Banjarnegara – Maraknya problem pengaturan volume pengeras suara yang diucapkan oleh Menteri Agama beberapa waktu yang lalu di pemberitaan nasional pada salah satu wawancaranya di semua stasiun TV Swasta Indonesia menimbulkan beberapa polemik pada masyarakat.

Dipotongan video sempat ramai diperbincangkan oleh masyarakat karena pemilihan diksi suara azan dengan suara Anjing yang mana binatang tersebut adalah salah satu binatang yang haram di konsumsi oleh Muslim. Namun jika kita pahami secara utuh video tersebut, tidak ada niatan sedikitpun Menteri Agama menyamakan suara Adan dengan suara Anjing.

Hal tersebut menimbulkan beberapa perspektif di kalangan masyarakat, salah satunya di Kabupaten Banjarnegara. Ada seorang youtuber yang juga menanggapi pernyataan Menag tersebut dengan membuat video kegaduhan tentang Suara azan.  Oleh Karena itu Kepala Bimbingan Masyarakat Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banjarnegara, Ali Mustofa mengambil tindakan untuk menghalau keadaan ini dengan melakukan Koordinasi dengan Penyuluh Agama khususnya Kec. Kalibening dan Pandanarum, Jumat, (4/3)

Ali sangat antusias datang ke KUA Kec. Kalibening memberi pengarahan kepada para penyuluh. “Saya apresiasi series Pernikahan dini karya Penyuluh Agama Islam Kec. Kalibening dan Pandanarum yang mana telah tayang di Youtube Pokjaluh Banjarnegara. Melihat hal tersebut, saya melihat potensi kalian untuk membuat film edukasi lagi tentang Pengaturan Volume Pengeras suara pada masjid dan musala untuk meredam keadaan masyarakat di Jawa Tengah khususnya di Kabupaten Banjarnegara. Dengan membuat konten edukatif, harapannya masyarakat lebih bisa memahami tentang SE Menag No 5 Tahun 2022 tersebut,” tegasnya

Para penyuluh Agama Islam Kalibening dan Pandanarum menyambut baik tentang arahan tersebut dan segera melakukan rapat intern guna menindaklanjuti hal tersebut.

“Semoga dengan film edukasi yang akan digarap ini, bisa menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang esensi pengeras suara di masjid atau musala untuk umat Islam,” ucap Sarwono, Penyuluh Agama Islam Kec. Kalibening (ak/rf)