Guru MI Al Fatah Tingkatkan Kompetensi Sosial pada Liburan Ramadhan dan Idul Fitri

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Banjarnegara- Kesempatan hari libur yang cukup panjang bagi guru, dimanfaatkan untuk memaksimalkan kiprahnya di masyarakat karena guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya dapat memiliki kompetensi dalam bergaul dan peduli dengan masyarakat sekitar. Seperti yang dilakukan guru-guru MI Al Fatah memfungsikan dirinya sebagai makhluk sosial sesuai kemampuan dan kegiatannya masing-masing.

Guru adalah makhluk sosial, yang dalam kehidupannya tidak bisa terlepas dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya, Oleh karena itu, guru dituntut untuk memiliki kompetensi sosial yang memadai, terutama dalam kaitannya dengan pendidikan, yang tidak terbatas pada pembelajaran di sekolah tetapi juga pada pendidikan yang terjadi dan berlangsung di masyarakat.

Durotun Nafisah, dalam pembinaan guru di madrasah menyampaikan pentingnya kompetensi sosial.

“Guru dalam menjalani kehidupannya sering kali menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggungjawab, wibawa, mandiri, dan disiplin,” jelasnya pada Senin, (9/5)

Motivasi yang terus-menerus dari kepala madrasah, menambah kesadaran dan motivasi para guru untuk meningkatkan kompetensi sosialnya, dan di hari libur yang cukup panjang ini telah dimanfaatkan para guru untuk memaksimalkan kiprahnya di masyarakat. Hal ini diungkapkan para guru MI Al Fatah.

“Alhamdulillah, saya selama ini aktif di TPQ di lingkungan tempat tinggal saya, dan kesempatan libur panjang ini yang tentu memiliki waktu lebih banyak untuk mengabdikan diri saya di masyarakat. Selama Ramadhan saya lebih giat dan semangat pada kegiatan di masyarakat, baik di Fatayat, TPQ sampai mengikuti lomba tingkat Nasional, dan kegiatan lainnya,” ungkap Wahyu pada Selasa, (10/5)

Begitu juga Chalida berbagi cerita pengalamannya mengajar ngaji selama Ramadhan di Lembaga Pemasyarakatan.

“Selama Ramadhan saya dan rekan saya Sulis guru MI Al Fatah juga mendapat kesempatan pengalaman mengajar ngaji di LP. Awalnya saya takut dan membayangkan bagaimana sikap orang-orang dalam penjara, dan ternyata mereka semua sangat baik dan hormat kepada kami, dan kamipun sangat senang bisa bergaul dengan mereka. Di tempat itulah membuat saya semakin evaluasi diri dan banyak mengambil pembelajaran dalam kehidupan ini.” terangnya.

Dan masih banyak peran guru MI Al Fatah lainnya di masyarakat, ada yang aktif di PKK, Karang Taruna, Banser, dan sebagainya. (nas/ak/rf)