DWP Kemenag Kab. Pekalongan Ikuti Webinar Nasional Mengenal Dunia Medsos Gen-Z dan Remaja Menuju Toleran Atau Ekstrimis

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

KAB.PEKALONGAN,- Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan mengikuti webinar yang diselenggarakan oleh DWP Kementerian Agama RI, Selasa, 06 Agustus 2022. Webiinar Nasional kali ini bertema “Mengenal Media Sosial Generasi-Z dan Remaja Toleran atau Ekstrimis ?” Ketua DWP Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan dan beberapa pengurus mengikuti webinar secara bersama sama bertempat di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan. Webinar ini diikuti oleh 975 orang terdiri dari DWP unsur pelaksana, PTKN (Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri), Biro PTKN, Kantor Wilayah Kemenag Provinsi, Kankemenag Kabupaten/Kota, UPT Asrama Haji, Balai Diklat Keagamaan se Indonesia, dan dilaksanakan melalui zoom meeting.

Ketua DWP Kementerian Agama RI, Hj. Farihah Nazar Ali, dalam laporannya menyampaikan  ucapan terima kasih kepada penasehat DWP Kementeian Agama RI, “Saya ucapkan terimakasih kepada ibu penasehat yang telah berinisiasi untuk mengadakan kegiatan yang sangat penting ini guna menambah ilmu pengetahuan tentang sebuah ilmu bagi orang tua dalam mendampingi putra-putri kita semua yang kebanyakan masuk dalam kategori generasi-z, “ujarnya

Hj. Farihah Nazar  Ali menambahkan bahwa “Tujuan diadakannya webinar dengan mengambil tema Mengenal dunia media sosial dan remaja, toleransi atau jadi ekstrimis adalah pertama memberi pemahaman dan pengetahuan kepada para orang tua guru dan anggota dharma wanita persatuan tentang apa dan siapa generasi – Z itu, yang kedua membuka wawasan tentang pentingnya media sosial sebagai media untuk mendidik anak anak generasi-Z, yang ketiga memberikan kiat-kiat bagi orang tua anggota DWP, guru, penyuluh untuk dapat berpartisipasi dalam upaya mendidik anak-anak generasi-z serta mengurangi dampak negatif dari pengaruh konten-konten yang tidak bertanggung jawab, yang keempat ikut mensosialisasikan literasi tentang moderasi beragama karena pada tahun 2002 ini telah dicanangkan oleh bapak presiden republik Indonesia bapak insinyur Joko Widodo, “urainya

Penasehat Dharma Wanita Persatuan Kementerian Agama RI, Hj. Eni Yaqut Kholil Qoumas dalam sambutan dan pengarahanya menyampaikan, “ Ada tiga kalimat penting dalam tema webinar yang perlu kita pahami sebelum Mbak kalis nanti berbicara banyak tentang bagaimana dan seperti apa generasi-z itu, pertama saya mungkin sedikit mengulas saja bahwa generasi-z itu adalah generasi yang lahir dalam rentang waktu antara tahun 96 sampai tahun 2012, generasi ini sering disebut generasi setelah generasi milenial dan sebagai generasi peralihan dari generasi milenial menuju generasi yang sarat teknologi yang semakin berkembang dan tanpa batas sebuah generasi yang lahir pada saat teknologi sudah berkembang pesat.” generasi ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan teknologi karena mereka lahir bersamaan dengan lahirnya smartphone kemudian juga kecanggihan teknologi komputer dan internet yang terbuka lebar sehingga membuat semua orang dapat terhubung di media sosial tanpa mengenal Pada akhir arahanya, menyampaikan hasil suatu studi yang dilakukan pada tahun 2018, “bahwa perilaku generasi-z ini dapat dikelompokkan ke dalam empat komponen besar, pertama generasi-z ini disebut juga sebagai generasi yang menghargai ekspresi setiap individu tanpa memberi label tertentu jadi pencarian akan jati diri membuat generasi-z ini memiliki keterbukaan yang besar untuk memahami keunikan setiap individu, “generasi ini juga disebut sebagai generasi yang generasi yang sangat inklusif yang tertarik untuk terlibat dalam berbagai komunitas dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi yang digunakan untuk memperluas manfaat yang ingin mereka berikan,

“Yang ketiga generasi ini juga disebut sebagai generasi yang percaya akan pentingnya komunikasi dalam penyelesaian konflik dan perubahan datang melalui adanya dialog, selain itu gengsi juga terbuka akan pemikiran setiap individu yang berbeda-beda dan gemar berinteraksi dengan individu maupun kelompok yang beragam, jadi walaupun selama pandemi kemarin 2 tahun anak-anak kita di rumah di kamar aja tapi mereka ngomong, ngobrol dan information itu tetap jalan.” “Kemudian generasi-z ini juga disebut sebagai the realistik generasi yang cenderung lebih realistis dan analistis dalam pengambilan keputusan dibandingkan dengan generasi sebelumnya atau generasi milenial. “Generasi ini juga disebut senang menikmati kemandirian dalam proses belajar dan mencari informasi sehingga membuat mereka senang untuk memegang kendali dalam keputusan yang mereka pilih,

Menutup arahanya Hj. Ani mengutip Hadits Rasulullah SAW “ Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka dan bukan pada zamanmu, sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya sedangkan kalian ditetapkan diciptakan untuk zaman kalian apa yang diajarkan oleh orang tua kita kita harus belajar dan gaul dan up to date jadi aduh tantangannya luar biasa so artinya ilmu itu bersifat dinamis ya ibu-ibu tidak tetap dan kita sebagai orang tua terutama sebagai ibu harus belajar, belajar dan terus belajar untuk memahami anak kita dan zaman kita terima kasih, ayo kita ikuti bareng-bareng dengan tetap semangat.” Tutupnya (MTb/bd)