Kembangkan Madrasah, MAN 2 Rembang Studi Tiru di MAN 2 Kudus

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang – Guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di madrasah, MAN 2 Rembang mengadakan kegiatan kunjungan studi tiru di MAN 2 Kudus pada hari Kamis (20/10/2022).

Rombongan ini diikuti sejumlah 23 guru dan diterima langsung oleh Kepala MAN 2 Kudus, Shofi. Penyambutan dilakukan di lantai 4 Gedung Laboratorium Olimpiade Sains Terpadu. Tim MAN 2 Rembang melakukan studi tiru untuk meningkatkan mutu madrasah pada bidang Riset, Tahfidz, Sains, dan Sukses Masuk Perguruan Tinggi.

Wakil Kepala Madrasah Bidang Humas, Muslihul Afif saat memberikan sambutan mewakili kepala madrasah menyampaikan ucapan terima kasih telah diijinkan untuk bersilaturahmi serta mendapat sambutan yang baik di MAN 2 Kudus.

“Tujuan kami kesini yang pertama untuk menjalin tali silaturahim antar madrasah. Apalagi kedua madrasah ini sama-sama merupakan eks PGAN yang bertransformasi menjadi madrasah aliyah negeri,” sambungnya.

Afif menambahkan, tujuan rombongan dari Lasem selanjutnya adalah untuk belajar, ngangsu kaweruh atau tholabul ilmu di MAN 2 Kudus terutama yang berkaitan dengan riset/myres, sains, tahfidz, dan sukses masuk perguruan tinggi. Ia berharap banyak mendapatkan hasil, apa yang bisa dicontoh, ditiru, dan diterapkan serta sesuai dengan karakteristik di MAN 2 Rembang.

Sementara itu Kepala MAN 2 Kudus, H. Shofi menyampaikan ucapan selamat datang, ahlan wa sahlan bagi rombongan dari Lasem. Pihaknya selalu terbuka untuk saling berbagi ilmu termasuk bagi MAN 2 Rembang. Ada banyak proposal masuk dari puluhan sekolah atau madrasah yang tentu harus dipilah-pilih.

“Bagi sama kunjungan ini istimewa karena saya pernah memimpin MAN 2 Rembang selama 5 tahun. Tentu ada ikatan batin dan membuka kembali memori saat menetap di Lasem. Semoga kegiatan ini bisa bermanfaat bagi kedua madrasah,” ujar Shofi.

Ia menambahkan setidaknya ada tiga hal yang perlu ditingkatkan oleh madrasah, yaitu layanan, penampilan, dan prestasi. Madrasah berbeda dengan sekolah karena lebih luwes pengelolaannya apalagi MAN 2 Rembang konteksnya dengan dekat santri.

Menurutnya madrasah harus berani mengambil langkah yang inovatif. Hal ini perlu dilakukan di tengah persaingan dan perkembangan teknologi. Inovasi dapat dilakukan dengan melalukan identifikasi hal-hal yang bisa diunggulkan, kemudian melakukan perubahan melalui analisis SWOT.

Acara dilanjutkan dengan pemaparan yang dilakukan oleh waka kurikulum dan koordinator bidang. Riset awalnya dikhususkan bagi siswa jurusan IPA dengan dua kelas riset. Sekarang sudah ketentuan bahwa syarat kelulusan adalah setiap siswa harus menyerahkan karya ilmiah, sehingga mau tidak mau siswa harus belajar riset.

Riset masuk dalam program intrakurikuler dengan 2-6 jam seminggu dan setiap kelas dapat materi tentang riset. Salah satu cara yang diterapkan agar riset menjadi berkembang dengan menanamkan pemahaman kepada peserta didik bahwa riset adalah kebutuhan. Kebutuhan yang dimaksud yaitu syarat kelulusan dengan membuat karya ilmiah sekaligus nantinya akan bermanfaat saat sudah memasuki bangku kuliah.

Tahfidz di MAN 2 Kudus syarat utama untuk bisa masuk kelas ini yaitu harus mempunyai hafalan minimal 3 juz dan akan dicek. Ada beberapa kasus calon peserta didik yang punya hafalan lebih dari 10 juz, namun ketika dites ternyata tidak keluar hafalannya.

Program tahfidz diampu oleh 15 guru yang masing-masing mempunyai 12-13 siswa setiap halaqoh. Kegiatan ini dilakukan empat kali dalam sehari, yaitu pukul 06.30-07.15, 13.30-15.00, bakda magrib 18.30, dan bakda subuh sampai pukul 05.30. Dalam seminggu ada porsi 16 jam untuk tahfidz dengan empat kali uji kompetensi dalam satu tahun.

MAN 2 Kudus juga punya program bernama SUKMA PETI (Sukses Masuk Perguruan Tinggi). Program ini sebagai wadah untuk membantu mengantarkan peserta didik agar diterima di perguruan tinggi yang diinginkan.

Peserta didik kelas X diminta mempertimbangkan nama perguruan tinggi yang menjadi target. Kemudian saat kelas XI sudah mulai mengerucut peserta didik menargetkan program studi. Akhirnya dieksekusi pada kelas XII. Dengan sistem ini, banyak peserta didik yang berhasil diterima di perguruan tinggi bergengsi.

Acara ditutup dengan kunjungan ke Pondok Pesantren Darul Barokah Al Quds. Semoga kunjungan di MAN 2 Kudus membawa hasil yang bermanfaat dan berbagai karakteristik yang sesuai dapat diaplikasikan di MAN 2 Rembang. – huda/iq/bd