Asesmen Madrasah, Semangat Luar Biasa Siswa Disabilitas Tuna Netra MAN 2 Klaten

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Klaten – Asesmen Madrasah yang disingkat AM yang dulu dinamakan Ujian Madrasah ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia Nomor 901 Tahun 2023 tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Penyelenggaraan Asesmen Madrasah Tahun Pelajaran 2022/2023.

Asesmen Madrasah adalah asesmen sumatif yang dilaksanakan di akhir jenjang pendidikan madrasah untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik sesuai Standar Kompetensi Lulusan yang telah ditetapkan, hal tesebut disampaikan Kepala MAN 2 Klaten Wiyana.

Waktu pelaksanaan jenjang Madrasah Aliyah dalam rentang waktu antara tanggal 13 Maret – 8 April 2023, menyesuaikan kaldik masing-masing madrasah. Dan untuk MAN 2 Klaten  dilaksanakan pada tanggal 13 s/d 21 Maret Tahun 2023.

“Namun penyelenggaraan tahun ini ada yang menarik perhatian sebab dari 246 peserta terdapat 3 siswa berkebutuhan khusus (disabilitas tuna netra), siswa tersebut adalah: Rochim Ivan Syahputro, Fina Septiana & Fini Septiani (anak kembar) yang semua dari program IPS,” tandas Wiyana.

Penerapan education for all merupakan sebuah harapan yang dapat membantu anak-anak dari masyarakat minoritas dan penyandang disabilitas untuk dapat bersekolah hingga jenjang paling tinggi sekalipun tanpa adanya pembeda.

Pembelajaran anak berkebutuhan khusus (Inklusi), merupakan proses penyesuaian dalam layanan pendidikan bagi semua anak berkebutuhan khusus dan anak normal. Dengan begitu, mereka dapat belajar bersama dan mencapai tujuan pendidikan masing-masing.

“Program inklusi di MAN 2 Klaten, pada awalnya merupakan kerjasama antara MAN 2 Klaten (saat itu bernama MAN Klaten) dengan  SLB YAAT Klaten. Pada perkembanganya, MAN 2 Klaten sebagai madrasah yang memiliki program  inklusi terbukti telah meluluskan banyak siswa berkebutuhan khusus yang dapat melanjutkan ke perguruan tinggi ternama, dan bekerja menjadi PNS di berbagai instansi, banyak juga yang menjadi guru, dan rata-rata dari mereka mampu eksis di tengah-tengah masyarakat,” tuturnya.

Pada pelaksanaan asesmen madrasah tahun ini, ketiga peserta yang kini duduk di kelas XII (kelas 3 MA) sangat antusias dan tidak mau kalah dengan peserta yang lain dalam mengikuti AM. Dalam pelaksanaanya, panitia mengirimkan file soal dalam bentuk MS Word melalui Handphone. Selanjutnya mereka membuka dan mengunduh file soal tersebut dan mengerjakan soal demi soal menggunakan laptop masing-masing, jelas Kepala Madrasah

Pertanyaanya, bagaimana mungkin penyandang disabilitas (tuna netra) bisa mengoperasikan laptop dan handphone? Padahal tidak ada handphone dan laptop berhuruf braile.

Siswa berkebutuhan khusus tersebut sudah mempunyai aplikasi khusus yang bernama JAWS yang bisa membantu mereka dalam mengoperasikan hp/laptop. Aplikasi tersebut sengaja dibuat untuk penyandang tuna netra dan orang-orang yang menderita kelemahan penglihatan, sehingga mereka dapat lebih mudah menggunakan komputer secara personal. Pada aplikasi tersebut, hp/laptop akan membuat narasi atau suara dari setiap tampilan di layar hp/laptop. Demikian juga setiap tombol yang diketik akan  diterjemahkan dalam bentuk suara. Sehingga para penyandang tunanetra dan lemah daya penglihatan (low vision) dapat lebih mudah mengakses komputer/HP dan bahkan bisa melepaskan ketergantungan pada orang lain dalam menggunakannya.

Kelemahan aplikasi tersebut hanya mampu membaca teks namun tidak bisa menterjemahkan grafik, warna dan bentuk visual gambar (tanpa caption/keterangan gambar dalam bentuk teks) dan program berbasis flash/animasi, sehingga untuk penyelesaian dan pemahaman soal-soal yang berbetuk gambar, grafik, dll, mereka harus mendapatkan pendampingan khusus.

“Mereka kemudian mengirim lembar jawaban dalam bentuk file MS Word via WA kepada Panitia AM, dan selanjutnya oleh panitia akan di print untuk diserahkan kepada guru pengampu mata pelajaran. Hasil dari pemantauan panitia, mereka tidak mengalami kendala yang berarti dalam mengikuti AM,” imbuhnya.

Bahkan mereka memiliki semangat dan kemauan yang kuat sungguh luar biasa untuk bisa melanjutkan kuliah menyusul kakak tingkatnya yang sesama berkebutuhan khusus bisa diterima di Perguruan Tinggi Negeri. Semoga cita-cita mereka bisa terkabul. Amiin YRA.(adm_aj/Sua)