Sukoharjo – Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi sudah mengumumkan kuota haji untuk Indonesia pada tahun 2022 ini sebanyak 100.051 jamaah. Sebagai Negara dengan umat muslim terbesar didunia kuota tersebut adalah yang terbanyak untuk Jemaah haji yang berasal dari luar Arab Saudi dengan alokasi 750 ribu jamaah dari total kuota jamaah yang ditetapkan oleh pemerintah arab Saudi sebanyak satu juta jamaah.
Untuk Jawa Tengah sendiri mendapatkan alokasi sebanyak 13.779 porsi jamaah. Pembahasan mengenai informasi porsi dan teknis penyelenggaraan ibadah haji tahun 2022 tersebut dibahas dalam Rapat Koordinasi Penyelenggaraan Ibadah Haji yang diinisiasi oleh Penyelenggara Haji dan Umrah Kankemenag Kabupaten Sukoharjo dengan mengundang 32 orang yang berasal dari IPHI, KBIH, dan Kepala KUA se-Kabupaten Sukoharjo, bertempat di Aula Kankemenag, Selasa (26/04) pagi.
Mengawali kegiatan rakor tersebut, Kakankemenag Kabupaten Sukoharjo Muh Mualim menekankan pentingnya memberikan informasi yang jelas dan gamblang kepada masyarakat terkait penyelanggaraan haji tahun ini khususnya informasi yang terkait dengan porsi jamaah haji yang menjadi hak prerogratif dari pemerintah Arab Saudi untuk menentukan jumlahnya. “ Kalau kita yang menentukan kuota nya, tentunya yang sudah mendaftar akan kita berangkatkan semua biar tidak ada antrian lagi “ seloroh Muh Mualim.
Kakankemenag merasa perlu untuk mewanti-wanti khususnya jajarannya dan peserta rakor dari KBIH, IPHI yang tentunya bersinggungan langsung dengan calon jamaah haji agar memberikan informasi yang jelas dan tidak menimbulkan keresahan ditengah-tengah masyarakat. “ Terkait banyaknya informasi yang sudah beredar di masyarakat tentang penyelenggaraan ibadah haji tahun ini dan karena Panjenengan semua selaku Kepala KUA ataupun pengurus IPHI/KBIH dianggap oleh masyarakat orang yang paling tahu tentang urusan ibadah haji maka jangan sampai menyampaikan informasi yang salah kepada masyarakat” tandas Muh Mualim.
Muh Mualim juga mengatakan hendaknya tamu undangan yang hadir mampu untuk ngemong masyarakat khususnya calon jamaah haji untuk senantiasa husnudzhon kepada pemerintah terkait kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan yang berkenaan dengan penyelenggaraan haji ini. “ Dulu Gus Men (Menag) dihujat ketika mengumumkan tidak akan memberangkatkan Haji dikarenakan kondisi covid yang masih belum kondusif toh pada kenyataannya Pemerintah Arab Saudi sendiri memang tidak menerima masuknya jamaah haji ” tutur Muh Mualim. “Padahal maksud Pemerintah (Menag) saat itu segera mengumumkan agar ada kepastian dan tidak berkembang kegelisahan ditengah-tengah masyarakat terkait keberangkatan hajinya” imbuhnya lagi.
Diakhir sambutannya pada kegiatan yang juga dihadiri oleh Petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten sukoharjo ini, Muh Mualim kembali menggarisbawahi, haji adalah misteri ilahi satu-satunya yang pasti adalah ketidak pastian itu sendiri, sehingga diharapkan sebagai pelayan masyarakat yang dianggap paling tahu tentang informasi seputar haji hendaknya lebih mengutamakan ketertiban dan kedamaian ditengah-tengah masyarakat dengan informasi-informasi yang jelas bukan hoax. (djp/rf)