Karanganyar – Pertemuan pengurus IGRA (Ikatan Guru Raudhotul Atfal) se-kabupaten Karanganyar dilaksanakan di AULA PLHUT Kantor Kemenag Kab. Karanganyar pada hari Selasa, 8 Agustus 2023.
Rapat koordinasi pengurus IGRA tersebut dihadiri oleh Bapak Kepala Kankemenag Kab. Karanganyar Dr. H. Hanif Hanani, SH, MH, Ibu Kasi Penma, Ibu Pengawas RA, dan pengurus IGRA kecamatan se-kabupaten Karanganyar.
Hanif Hanani , dalam pembinaannya memberikan penguatan kepada pengurus IGRA , Agar menjadi guru inspiratif.
“Guru RA menjadi guru-guru yang sangat berdedikasi pada pekerjaannya. Rela mengabdikan dirinya untuk mendidik, mengasuh dan mencerdaskan siswanya di tengah keterbatasan fasilitas dan kesejahteraan. Vibrasi keikhlasan para guru itu tertangkap jelas oleh jiwa para siswanya, yang akan menghadirkan karakter guru yang dikaguminya tersebut pada dirinya sendiri,“ kata Hanif.
“Pendidikan itu menyalakan api, bukan mengisi bejana, Quote Socrates “Education is the kindling of a flame, not the filling of a vessel” bahwa mendidik itu adalah menyalakan api, bukan mengisi bejana. Pada dasarnya setiap anak adalah istimewa, karena Allah telah menyiapkan seperangkat potensi yang diinstal dalam fitrahnya. Potensi itu ibarat bara api dalam jiwa setiap anak, tugas guru adalah menyalakannya dengan menstimulus potensi-potensi baik itu, agar tumbuh dan berkembang optimal. Sehingga membuat setiap anak menjadi manusia paripurna dan dapat menjalankan misi hidupnya dengan baik. Sebaliknya , bila sang guru hanya menjejali anak dengan sesuatu yang tidak sesuai dengan fitrahnya, maka potensi bawaannya bisa jadi tidak berkembang dengan baik, lalu lama kelamaan akan mati. “ Lanjutnya.
“Guru harus penuh cinta dan kasih sayang, Kasih sayang dan cinta adalah sifat wajib yang harus dimiliki oleh setiap guru terutama di RA. Fase belajar di RA adalah fase yang sangat krusial dalam hidup seorang anak. Bila seorang guru mampu membimbing anak dengan penuh kasih sayang di fase ini, maka ia akan tumbuh menjadi manusia yang penuh percaya diri, toleran dan menghargai orang lain. kata Ki Hajar Dewantara, “Seorang Guru harus MOMONG, AMONG dan NGEMONG,” pungkasnya.(ida/sua)