Sukoharjo – Semakin maraknya penggunaan obat kimia untuk mengatasi penyakit dan penambahan pengawet pada makanan sekarang ini dapat menimbulkan permasalahan kesehatan di kemudian hari. Hal inilah yang menjadi keprihatinan Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 2 Sukoharjo. Sebagai wujud kepedulian terhadap permasalahan tersebut, MIN 2 Sukoharjo menggelar edukasi obat herbal sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi penyakit. Kegiatan yang didukung oleh perusahaan jamu Gujati tersebut digelar di Kampus 2 pada Jum'at (16/11/2018) usai senam pagi.
Sedikitnya 550 siswa dari kelas 3,4,5 dan puluhan guru serta karyawan mengikuti acara tersebut. Penjelasan mengenai manfaat obat herbal khususnya jamu dilakukan oleh perwakilan dari Gujati. Dalam penjelasannya dipaparkan khasiat beberapa jamu untuk kesehatan tubuh. Seluruh siswa dan guru antusias mendengarkan penjelasan dengan santai yang kadangkala diselingi tanya jawab.
Usai penjelasan, siswa diajak bersama-sama minum jamu yang telah disiapkan. Dengan tertib siswa mengantri satu per satu untuk mendapatkan jamu yang diberikan secara percuma dari Gujati. Dipandu salah satu guru, jamu di minum bersama-sama. Semua nampak menikmati minum jamu karena memang tidak terasa pahit.
Pejabat Humas MIN 2, Anton Purwoko, menjelaskan bahwa kegiatan edukasi obat herbal dan minum jamu akan dilaksanakan secara berkala dan menyeluruh, sehingga seluruh siswa tahu khasiat jamu. “Untuk kali ini baru kelas 3,4, dan 5. Kedepannya siswa kelas 1,2 dan 6 yang belajarnya di kampus 1 akan kami libatkan,” imbuh Anton.
Sementara itu, ditempat terpisah kepala MIN 2, Danuri, mengungkapkan bahwa dalam rangka perwujudan madrasah adiwiyata akan dilaksanakan edukasi untuk kembali ke alam seperti obat herbal atau jamu sehingga secara pelan-pelan bisa mengurangi penggunaan obat kimia yang mempunyai efek samping. “Segala sesuatu akan kita kembalikan ke hal yang menyehatkan secara alami, sehingga seluruh warga sekolah sehat secara alami,” papar Danuri.
Lebih lanjut Danuri menambahkan bahwa MIN 2 sekarang ini sedang dalam tahap penilaian seleksi sekolah adiwiyata tingkat nasional. Meskipun demikian, kegiatan minum jamu tidak hanya dilaksanakan pada masa penilaian saja. “Kami sudah berkomitmen untuk menjadi madrasah adiwiyata, jadi segala kegiatan kepedulian lingkungan, pemanfaatan bahan alam, dan lainnya akan terus dilaksanakan secara berkesinambungan,” tandas orang nomor satu di MIN 2 tersebut. (Pry/Djp/bd)