KAITANNYA DENGAN KEMENAG APA YA MBAK ZUL INI KAN WEB KEMENAG MBAK TOLONG DI EDIT DULU
Kudus, (10/2) Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus, Noor Badi turut menyaksikan peresmian Gedung Pondok Pesantren KH. Ahmad Dahlan di Pondok Pesantren Muhammadiyah Unit 2 Singocandi Kudus oleh Ketua Umum Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir . Acara ini dikemas bersamaan dengan pengajian milad 2 windu Ponpes Muhammadiyah Kudus.
Tampak hadir sejumlah para santri dan orang tua santri yang datang baik dari Kota Kudus serta dari penjuru daerah lain yang memadati acara tersebut . Hadir pula tokoh masyarakat dan para pejabat Pemda diantaranya Polres Kudus, Dandim , Ketua MU I, Rektor UMK , Ka KanKemenag Kudus serta undangan lainya.
Direktur Pondok Pesantren Muhammadiyah Kudus, Nadhif menyampaikan laporan terkait pembangunan gedung “ Peresmian ini sebagai sarana laporan dari pondok pesantren kepada umat, bahwa berkat partisipasi semua telah terwujud sebuah gedung dengan ukuran 16 X 30 meter , berlantai 3 dengan anggaran mencapai lebih dari 3 M “. Gedung tersebut nantinya akan menampung sekitar 120 santri. Beliau juga menjelaskan saat ini sudah ada 56 pendaftar pada gelombang satu Sementara untuk gelombang kedua mulai dibuka tanggal 2 Maret s/d 28 April 2019.
Sementara itu Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Kudus, Ahmad Hilal Madjdi mengingatkan kembali sejarah Muhammadiyah di Kabupaten Kuds khususnya bidang pendidikan . Salah satu bukti sejarah yaitu SD Muhammadiyah yang telah ada sejak tahun 1926, sekarang oleh Pemkab Kudus dijadikan bangunan cagar budaya sehingga Sekolah SD tersebut disebut sebagai The legend School “ yaitu sekolah yang legendaris . Sejak saat itu perkembangan pendidikan Muhammadiyah di Kudus berkembang pesat.
Selanjutnya Ketua Umum Pimpinan Pusat Haedar Nashir dalam sambutanya menyampaikan apresiasi dan selamat atas diresmikanya gedung ini . Dikatakanya dengan diresmikanya bangunan gedung ini dapat memberikan dampak positif terhadap dinamika dan pengembangan syiar islam menuju daya guna dan hasil guna yang optimal serta menambah referensi di bidang pendidikan di masa mendatang. Beliau mengharap agar pondok pesantren bisa mencetak kader kader yang inklusif dan eksklusif yaitu dapat mencerdaskan masyarakat tanpa membedakan ras , suku dan golongan disamping itu harus pula bisa melahirkan kader kader yang bisa melakukan pembaharuan amaliah untuk kemaslahatan yunifersal. Kita praktekan kebinekaan itu melalui kerja yang mencerdaskan bangsa dengan penuh persaudaraan . (St.Zul/wwk)